tirto.id - Asia Africa Festival (AAF) kembali digelar pada 2023 ini setelah vakum dua tahun akibat pandemi COVID-19.
MelansirAntara News, sebelum vakum dua tahun, AAF adalah acara tahunan yang digelar di Kota Bandung.
Gelaran Asia Africa Festival tahun ini akan berlangsung pada Sabtu, 29 Juli 2023 di sepanjang jalan Asia Afrika.
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna, seperti dikutip dari Antara News, festival ini akan berlangsung hanya sehari dari pukul 14.00 hingga pukul 18.00 WIB. Alasannya, untuk menjaga kondisi Kota Bandung tetap kondusif dan aman.
Asia Africa Festival yang digelar Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kota Bandung ini rencananya akan dihadiri oleh berbagai negara.
Sejumlah negara tetangga sudah mengonfirmasi akan meramaikan festival tahunan ini. Ada sekitar empat sampai lima negara yang akan berpartisipasi di AAF. Sementara untuk negara lainnya, masih menunggu undangan dari Kementerian Luar Negeri.
Selain itu, ada pula 13 komunitas yang akan memeriahkan parade budaya negara-negara Asia Afrika, serta pawai berbagai komunitas seni dan budaya dari berbagai elemen masyarakat Kota Bandung. Pawai budaya ini dijamin akan membuat sepanjang Jalan Asia Afrika makin meriah.
Lalu ada enam kabupaten kota yang dijadwalkan akan turut serta dalam kemeriahan pawai budaya ini.
Ditambah lagi, sekitar 250 orang yang akan merepresentasikan negara-negara Asia Afrika dengan baju khas masing-masing negara Asia Afrika.
Tujuan Asia Africa Festival
Menurut Ratnarahayu Pitriyati, Kepala Bidang Produk Budaya dan Kesenian Pertama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Asia Africa Festival ini merupakan festival yang memiliki tujuan mulia dan penuh dengan nilai edukasi.
Seperti dilansir Antara News, Ratnarahayu mengatakan, tujuan AAF ini adalah ingin mengingatkan kembali kepada seluruh masyarakat Indonesia dan dunia, khususnya bangsa-bangsa Asia Afrika, bahwa pada 18-24 April 1955, pernah terjadi peristiwa bersejarah yang sangat penting bagi dunia di Kota Bandung, yaitu Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika, ketika itu, menghasilkan 10 prinsip yang tercantum dalam Declaration on The Promotion of World Peace and Corporation atau lebih dikenal sebagai Dasasila Bandung.
Prinsip-prinsip dalam Dasasila Bandung ini merupakan prinsip dari bagaimana seharusnya penyelenggaraan kerja sama internasional antar berbagai negara di dunia.
Dengan menyelenggarakan Asia Africa Festival, diharapkan kiprah Indonesia yang sudah mendunia semenjak 1955 dapat terus diingat. Ketika itu, selain menyediakan tempat penyelenggaraan konferensi, pemerintah Indonesia adalah pelopor dan pemrakarsa KAA.
Selain itu, Festival Asia Afrika ini diharapkan juga dapat mempererat relasi dan persahabatan antara negara-negara di Asia Afrika dengan melakukan historical walk.
Di samping itu, festival ini juga diharapkan bisa menjadi pengingat kepada warga Bandung, bahwa Kota Bandung punya sejarah yang amat penting dan amat berdampak bagi dunia.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari