Menuju konten utama

Invisalign, si "Kawat Gigi" Tanpa Kawat

Beda dengan behel biasa, Invisalign tak membikin sariawan, nyeri parah, dan gigi susah dibersihkan.

Ilustrasi Invisalign. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Sariawan, sulit mengunyah makanan keras, dan repot membersihkan sela-sela gigi sehabis makan adalah persoalan yang jamak dikeluhkan para pemakai kawat gigi alias behel. Demi mendapat gigi rapi dan terstruktur, mereka rela menjalani hari-hari penuh kerepotan selama bertahun-tahun.

Sudah lima tahun Isna, 26 tahun, memakai kawat gigi untuk merapikan struktur rahang overbite. Jika mulutnya mengatup, gigi atas Isna lebih maju dibanding gigi bawahnya. Pada minggu-minggu pertama memakai behel, Isna cuma bisa menyantap bubur. Selama lima tahun ini, hampir setiap bulan ia pasti merasakan sariawan karena gesekan antar-kawat dan mulut.

Isna juga dipaksa telaten memotong segala jenis makanan padat menjadi ukuran kecil supaya bisa dikunyah tanpa harus mengigitnya terlebih dulu. Setiap bulan, dokter gigi langganannya akan mengatur ulang ukuran kawat. Jika ia malas kontrol dan sedang bandel melanggar pantangan, behelnya melonggar.

“Dokternya pindah praktik, jadi agak jauh dari rumah. Maret nanti lepas behel,” kata Isna. Seharusnya, pada Januari ia sudah bisa membuka kawat giginya.

Selain keluhan yang diceritakan Isna, dalam proses mendapatkan gigi bagus, pengguna behel tradisional juga harus berhadapan dengan masalah estetika. Meski bagi sebagian orang, behel warna-warni bisa jadi dianggap lucu dan keren, ada juga orang yang merasa risih pada perawatan ortodontis tersebut. Bahkan, bagi mereka, jenis behel keramik yang lebih transparan pun masih dirasa mengganggu.

“Biasa terjadi pada public speaker, atau orang sering meeting bertemu klien,” kata Irwin Lesmono, dokter gigi spesialis ortodonsia dari RSPI.

Sepengalamannya memberi terapi perawatan gigi, banyak pasien meminta solusi lain dari behel tradisional karena beragam masalah tersebut. Belum lagi pengguna behel tradisional harus telaten membersihkan gigi, terutama setelah makan. Setidaknya ada tiga benda yang harus selalu mereka bawa: sikat gigi, benang, dan tusuk gigi.

Dalam sehari, minimal tiga kali pemakai behel harus membersihkan gigi, setiap selesai makan. Jika malas membersihkan gigi, kuman akan bermaturasi dalam waktu 8-12 jam. Kuman yang matang berkoloni membentuk plak dan menghasilkan toksin/racun yang merusak gigi atau gusi.

Sebanyak 95-99 persen kerusakan gigi/gusi datang dari plak. Bukannya memperbaiki susunan gigi, behel malah mendatangkan toksin yang dikeluarkan kuman bercampur dengan sisa makanan dan darah peradangan. Ujungnya: bau mulut.

Gigi Rapi Tanpa Repot

Invisalign dianggap sebagai terobosan. Jika behel tradisional tersusun dari kawat dan karet, Invisalign 100 persen terbuat dari plastik. Bentuknya menyerupai plastik tembus pandang yang direkatkan dan dibentuk menjadi sarung gigi, hampir seperti retainer, alat yang dipakai usai perawatan behel gigi. Bedanya, plastik Invisalign lebih lentur ketimbang retainer.

“Nah perawatan yang ini bisa jadi solusi estetika, karena transparan dan tidak terlihat seperti memakai behel,” ungkap Irwin.

Ada tiga langkah yang harus dilewati pasien untuk menggunakan produk ini. Pertama, pasien harus mendatangi dokter gigi spesialis ortodonsia untuk melakukan observasi. Dokter akan mengambil gambar struktur gigi menggunakan sinar-x dan pemindai digital, serta membuat perencanaan perawatan gigi. Invisalign akan dicetak sebanyak jumlah perawatan dan diberikan langsung kepada pasien.

Jika menurut observasi pasien harus memakai Invisalign selama empat tahun, misalnya, maka cetakan Invisalign yang diberikan adalah 384 buah. Invisalign bisa diganti sendiri oleh pasien setiap 1-2 minggu sekali, sesuai instruksi dokter. Kontrol rutin ke dokter dilakukan dalam jangka waktu 6-8 minggu. Atau, jika terkendala waktu dan jarak, pasien bisa mengirimkan perkembangan perawatan lewat aplikasi khusus.

Infografik Invisalign

Infografik Invisalign

Perkakas transparan ini jauh lebih efisien ketimbang behel tradisional yang membuat pasien harus mengatur ulang kawat dan karet di dokter gigi. Akan muncul masalah baru ketika domisili dokter atau pasien berpindah jauh. Terkadang, ada beberapa dokter yang menolak melanjutkan perawatan kawat gigi dari dokter yang berbeda. Walhasil, perawatan gigi harus diulang kembali dari awal.

Dengan memilih Invisalign, pasien juga tak perlu berhadapan dengan berbagai masalah mulut seperti nyeri dan sariawan. Plastik Invisalign lebih fleksibel dan bisa dilepas pasang. Artinya, perawatan bisa lebih ringkas. Benda ini bisa dicopot saat akan dibersihkan, sama seperti penggunaan gigi palsu. Hanya saja, untuk kasus tertentu, perawatan Invisalign cenderung memakan waktu lebih lama dibanding kawat gigi tradisional.

“Karena lebih fleksibel, jadi daya tariknya tidak sekuat kawat. Tapi pada kasus yang jamak, jangka perawatannya setara kawat gigi,” tukas Irwin.

Sebagai penyempurnaan, ketika perawatan selesai, pasien akan tetap diminta memakai retainer. Meski biaya perawatan Invisalign cukup mahal, sekitar $5.000, pada Justin Bieber, Oprah Winfrey, Tom Cruise, dan Khloe Kardashian, Invisalign telah menjadi solusi dari masalah gigi dan rahang mereka.

Baca juga artikel terkait GIGI atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani