tirto.id -
Pemerintah Indonesia melakukan pendekatan kepada investor asal Cina untuk menanamkan modalnya di Tanah Air, namun Cina mengaku kesulitan menanam modal karena masalah bahasa dan perizinan lahan.
“Selama ini ada dua kendala yang dihadapi para investor Cina dalam menanamkan modalnya ke Indonesia. Kedua kendala tersebut adalah persoalan kemampuan bahasa dan perizinan lahan,” kata Kepala BKPM Franky Sibarani di Kota Sanya, Provinsi Hainan, Cina, Rabu, (23/3/2016).
Menurut Franky dengan melakukan pendekatan pada dua kendala itu, pemerintah mencoba melakukan perbaikan awal dengan cara-cara tertentu. Menurutnya, masalah-masalah yang dihadapi tersebut bisa diatasi melalui pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) di BKPM, dimana dalam pelayanan tersebut melibatkan 22 kementerian dan lembaga untuk koordinasi.
Kepada investor Cina, Fanky menjelaskan, BPKM akan memberikan informasi mengenai investasi di Indonesia. "BKPM menyiapkan 'China Desk' dengan dua sampai tiga orang yang mampu berbahasa Mandarin, sehingga dapat mengomunikasikan informasi kepada investor Cina," ujar Franky.
Akan tetapi, Franky mengatakan, ada beberapa yang memang memerlukan kerja lebih keras karena kondisi di lapangan agak rumit. Ia mencontohkan, ada satu investor asal Cina yang telah mengajukan izin pembangunan pabrik di suatu daerah di Indonesia, namun pemerintah daerah (pemda) setempat tidak kunjung memberikan izin.
Komunikasi yang tidak berjalan lancar antara investor Cina dengan pemda itulah yang menyebabkan timbul persoalan izin atas pembangunan yang sedang berjalan.
"Itu sebenarnya terkendala komunikasi saja, tetapi bagaimana kita menyelesaikan itu meski bangunannya sudah selesai. Itu yang perlu diselesaikan bersama-sama," ungkap Franky.
Selain terkendala masalah bahasa, investor Cina juga sering mendapatkan mitra kerja yang salah di Indonesia. Menurut Franky hal itu turut menyebabkan rencana pembangunan menjadi terhambat.
Franky membeberkan total realisasi penanaman modal asing, kecuali sektor hulu migas dan keuangan, dari Cina ke Indonesia selama 2010 hingga 2015 mencapai 2,1 miliar dolar AS.
Berdasarkan data BKPM, Cina berada di urutan ke-11 negara asing yang mewujudkan penanaman modalnya ke Indonesia. Sementara itu, tiga negara asing terbanyak yang melaksanakan investasi di Indonesia adalah Singapura mencapai 31 miliar dolar AS, Jepang mencapai 14,9 miliar dolar AS, dan Amerika mencapai 8,2 miliar dolar AS.
Perkembangan selanjutnya, pada tahun 2016, Pemerintah Indonesia dan Cina berkomitmen untuk memperoleh izin prinsip investasi sebesar 30 miliar dolar AS. (ANT)