Menuju konten utama

Inflasi Pangan Rendah, Perhepi: Mengikuti Siklus Panen

Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi menilai perlu infrastruktur penunjang agar momentum panen bisa berulang tanpa siklus musim tanam.

Inflasi Pangan Rendah, Perhepi: Mengikuti Siklus Panen
Nelayan menata ikan layaran (Istiophorus platypterus) saat pelelangan di pelabuhan perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, Senin (5/11/2018). ANTARA FOTO/Ampelsa

tirto.id - Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2019 tetap tercatat 0,32 persen (secara bulanan), menurun dibandingkan dengan inflasi Desember 2018 sebesar 0,62 persen (secara bulanan).

Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bayu Krisnamurthi menilai, rendahnya inflasi harga pangan bisa jadi indikator keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan harga pangan nasional.

"Padi, jagung dan kedelai, harga pangan kita stabil atau nggak saya pakai data BPS. Memang terus terang dalam 3-4 tahun terakhir situasi stabilisasi harga menurut saya ada perbaikan yang luar biasa," kata dia dalam acara Roundtable Stabilitas Harga Pangan, di Ruang Training, Menara Kamar Dagang Indonesia, Jalan H.R. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, (14/2/2019).

Tapi, lanjut Bayu, pemerintah tak boleh cepat berpuas diri, karena ada kemungkinan rendahnya harga pangan lebih disebabkan siklus musiman yang memicu harga pangan rendah di saat musim panen, karena pasokannya melimpah.

"Saya khawatir ini perkembangan harga GKP dan ini harga beras medium yang saya cermati adalah siklus yang mengikuti panen," jelas dia.

Bila prediksinya benar, kata dia, maka pemerintah harus mempersiapkan antisipasi lonjakan harga pangan ketika pasokannya menipis pada saat usai musim panen.

Ia pun membeberkan, saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan produksi pangan yang masih bergantung pada musim. Akibatnya, petani di Indonesia hanya bisa panen sekali dalam setahun.

"Harga bahan pokok kota makin mahal. Kita belum bisa mengubah pola musiman," papar dia.

Melihat kondisi tersebut, ia menyarankan pemerintah mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang pangan seperti bendungan dan irigasi. Tujuannya agar pertanian Indonesia tak terus-menerus bergantung pada musim.

Tanpa infrastruktur penunjang, kata dia, Indonesia akan terus terjebak dengan kenaikan harga pangan saat stok pangan menipis lantaran belum musim panen.

"Kita masih menghadapi masalah serius, karena belum bisa menghindari harga musiman sehingga terjadi kecenderungan kenaikan (pangan) dengan jangka yang lebih panjang," jelas dia.

Baca juga artikel terkait PANGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali