Menuju konten utama

Hubungan Mobilitas Penduduk dan Mudik & Dampak Positif-Negatifnya

Mudik termasuk bagian dari mobilitas penduduk karena mencakup proses bepergian dari satu daerah ke daerah lainnya.

Hubungan Mobilitas Penduduk dan Mudik & Dampak Positif-Negatifnya
Sejumlah kendaraan memadati jalan tol Jakarta - Cikampek arah Jakarta di Karawang, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar/wsj.

tirto.id - Mudik merupakan contoh dari tindakan mobilitas penduduk di Indonesia. Kegiatan pulang kampung ini lazimnya berkaitan dengan tradisi tahunan menjelang hari raya, misalnya Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, ataupun Hari Raya Natal.

Secara istilah, mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya. Alasannya, mobilitas penduduk dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya, sebagaimana dikutip dari buku Ilmu Pengetahuan Sosial (2014) yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Mudik termasuk bagian dari mobilitas penduduk karena mencakup proses bepergian dari satu daerah ke daerah lainnya.

Laman Sumber Belajar menuliskan bahwa mudik berasal dari bahasa Jawa ngoko, yaitu mulih dilik yang artinya pulang sebentar. Dalam hal ini, mudik diartikan sebagai tindakan pulang kampung oleh pekerja migran ke daerah asalnya sebelum atau saat liburan, umumnya bertepatan dengan hari raya keagamaan tertentu.

Jenis-Jenis Mobilitas Penduduk

Jika ditilik dari tinjauan sosiologi, mobilitas ini terbagi menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Berikut penjelasannya sebagaimana ditulis Puji Raharjo dalam buku Sosiologi (2009):

1. Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal adalah perpindahan kedudukan, kelas sosial, ekonomi, dan lain sebagainya dalam lingkup yang tak sederajat. Sebagai misal, seseorang yang berasal dari keluarga tak berpendidikan, kemudian ia memutuskan untuk kuliah. Usai lulus, ia bekerja di perusahaan multinasional. Dari kasus ini, ia sudah melakukan mobilitas vertikal dengan berpidahnya kelas sosial dan ekonominya.

2. Mobilitas Horizontal

Mobilitas horizontal adalah perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya yang sederajat. Sebagai misal, mobilitas dari satu wilayah ke wilayah lainnya tergolong mobilitas horizontal.

Perilaku mudik yang merupakan tradisi khas Indonesia termasuk dalam mobilitas horizontal. Pemudik berpulang kampung, umumnya dari kota ke desa untuk menghabiskan liburan bersama sanak famili.

Dampak Positif dan Negatif dari Mudik

Dalam uraian "Budaya Mudik" yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dijelaskan dampak-dampak mudik sebagai berikut:

1. Dampak Positif Mudik

Mudik memiliki manfaat, tidak hanya bagi pemudik, namun juga bagi orang-orang di kampung halamannya. Berikut dampak positif dari mudik:

  • Pemudik membawa dampak ekonomi yang positif. Dengan pulang kampung, lazimnya, mereka membawa uang atau sumber daya ekonomi lainnya yang dapat membantu memutar sistem perekonomian di daerah setempat.
  • Silaturahmi antara pemudik dan keluarga di kampung halamannya bernilai penting untuk memperkuat rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan keutuhan kekerabatan.
  • Mudik menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan karena dapat berkumpul dengan keluarga dan orang-orang kampung.
  • Biasanya, orang-orang yang mudik memberi dampak psikologis yang baik. Kehidupan urban menuntut penduduknya untuk terus sibuk dan bermobiliasasi secara dinamis. Dengan mudik, ada perasaan tenang, santai, bahkan pengamalan agama menjadi meningkat.
  • Peristiwa mudik dipandang sebagai pembaharuan hubungan sosial dengan masyarakat sekampung, yang berdampak positif dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Dampak Negatif Mudik

Selain dampak positifnya, mudik juga membawa pengaruh negatif sebagai berikut:

  • Konsumerisme, pamer kemewahan, boros dan berbagai perilaku yang tidak produktif. Orang yang merantau, dipandang oleh orang-orang kampung sebagai orang yang sukses. Karena itulah, untuk menunjukkan hal itu, kadang kala muncul perilaku-perilaku di atas.
  • Sumber daya ekonomi maupun modal lainnya yang dibawa pemudik kadang kala mengundang cemburu dan iri hati para penduduk kampung.
  • Terakhir, mudik juga dapat memacu urbanisasi dan migrasi. Orang kampung yang merasa tidak beruntung, kemudian melihat kesuksesan perantau, maka ia pun berniat juga mengadu nasib ke kota yang kemudian memacu urbanisasi.

Baca juga artikel terkait MUDIK atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Yulaika Ramadhani