tirto.id - Sekumpulan suporter Vietnam terlihat hadir di stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor. Kehadiran mereka tentu saja untuk mendukung penggawa timnas Vietnam pertandingan dengan Boaz Saloassa cs pada laga semifinal AFF 2016, petang nanti. Tirto.id berhasil menarik salah satu suporter Vietnam, Dai Tran dan mengajaknya berbincang banyak hal, yang tentunya jauh dari hiruk pikuk pertandingan semifinal.
Ketika ditanyakan kepengurusan sepakbola federasi, Tran begitu mengangung-agungkan VFF (Vietnam Football Federation). Dia pun menolak jika kepengurusan sepakbola itu identik dengan korup dan tidak transparan. "Kami tidak seperti itu. Federasi kami begitu baik dan mendukung pelatihan-pelatihan untuk pemain muda, sekarang sudah lebih baik ketimbang dulu."
Tran pun salut dengan pengelolaan VFF yang mampu memajukan kompetisi VLeague. 1. VFF memang menerapkan regulasi bahwa klub diwajibkan memiliki sistem pembinaan dan pelatihan usia dini. Namun saat ditanyakan sistem manakah yang lebih baik, Tran bingung. "Saya tidak tau yang mana lebih baik diantara Vietnam, Thailand atau Indonesia. Karena saya hanya memperhatikan sepakbola Vietnam saja," katanya.
Tapi Tran menjelaskan bahwa secara pengelolaan bisnis, sepakbola Vietnam masih amat buruk. "Secara antusiasme cukup baik. Ada banyak yang punya pendukung ada juga yang tidak," ujar Tran.
Menurut Tran, dalam hal ini sepakbola Thailand lah yang paling baik. Semakin bagus pengelolaan bisnis maka akan selinier dengan prestasi di kancah internasional.
"Sepakbola selalu membuka ruang para politisi untuk masuk dan memanfaatkannya. Dan itu lazim di negara berkembang seperti negara-negara di Asia tenggara, termasuk di negara kami. Apakah hal itu juga terjadi di Vietnam?" Tanya kami kepada Tran.
"Saya kurang tahu karena saya lama di luar negeri. Namun sebagai negara komunis, negara mengontrol penuh. Banyak juga anggota federasi Vietnam yang merupakan anggota partai. Maaf saya tidak bisa berbicara banyak tentang hal itu. "
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Yantina Debora