Menuju konten utama

Ekonom Yakin Kenaikan Suku Bunga Acuan BI akan Terus Berlanjut

"Kami yakin BI akan terus menaikkan BI-7DRRR untuk menjaga stabilitas," kata Ekonom Bank Mandiri Faisal, Jumat (23/12/2022).

Ekonom Yakin Kenaikan Suku Bunga Acuan BI akan Terus Berlanjut
Layar memampilkan logo Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (17/6/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga kebijakan atau BI-7DRRR sebesar 25 bps menjadi 5,50 persen pada Rapat Dewan Gubernur 21 – 22 Desember 2022. Suku bunga simpanan dan fasilitas pinjaman juga dinaikkan masing-masing 25 bps menjadi 4,75 persen dan 6,25 persen.

Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman mengatakan, peluang BI untuk terus menaikkan BI-7DRRR masih terbuka lebar terutama dalam menjaga stabilitas. Namun dia memperkirakan bank sentral akan mengikuti dalam memperlambat kenaikan suku bunga. BI-7DRRR.

"Kami yakin BI akan terus menaikkan BI-7DRRR untuk menjaga stabilitas," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (23/12/2022).

Dari sisi eksternal, semua bank sentral utama, termasuk The Fed, European Central Bank (ECB), dan Bank of England (BoE), telah memberikan sinyal kenaikan suku bunga lebih lambat tetapi akan lebih banyak lagi di 2023.

Hal ini menunjukkan bahwa inflasi global telah memuncak tetapi tetap tinggi untuk periode yang lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Hal ini akan memberikan ruang bagi penurunan suku bunga kebijakan untuk kemungkinan mulai terjadi pada 2024.

Kondisi tersebut tentunya akan berdampak terhadap pasar keuangan Indonesia. Karena sikap moneter yang masih hawkish memicu kekhawatiran risiko resesi global tahun depan, ketidakpastian yang berkepanjangan, dan memberikan rintangan bagi arus masuk modal dan tekanan bagi mata uang di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Fundamental ekonomi Indonesia yang kokoh mungkin sedikit banyak meredupkan sentimen negatif, tetapi kehati-hatian tetap ada, terutama dalam jangka pendek," ungkapnya.

Di samping itu, Faisal memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan berada di kisaran Rp15.200 per dolar AS di 2023. Sementara inflasi akan tetap tinggi, sekitar 5 – 6 persen yoy, setidaknya hingga semester I-2023 di tengah dampak putaran kedua penyesuaian harga BBM terhadap barang dan jasa lainnya dan efek dasar yang rendah di 2022.

"Inflasi diperkirakan melambat menuju 3,5 – 4 persen pada akhir tahun 2023," imbuhnya.

Adapun secara keseluruhan, sebagai langkah front-loaded, pre-emptive, dan forward looking, BI-7DRRR diperkirakan akan terus meningkat menjadi 5,75 persen pada 2023. Hal ini karena inflasi tahunan diperkirakan tetap berada di atas kisaran target inflasi 2 – 4 persen di semester I-2023.

Baca juga artikel terkait SUKU BUNGA ACUAN BI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin