tirto.id - Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan "ada beberapa perusahaan yang sudah menyampaikan keinginan" untuk jadi mitra Pertamina mengelola Blok Mahakam--yang dikuasai negara sejak 1 Januari 2018.
Dalam acara Pertamina Energy Forum, Selasa (26/11/2019), ia mengatakan meski sudah ada yang berminat, tapi belum tentu mereka diterima karena memang lowongan untuk itu belum dibuka. "Kita sudah lakukan internal, tapi proses untuk eksternal belum."
Meski begitu kehadiran mitra sesungguhnya penting karena Pertamina membutuhkan tenaga lebih untuk melakukan pengeboran sumur minyak di wilayah kerja (WK) itu. Apalagi produksi migas Blok Mahakam saat ini terus menurun.
Per 2018, ketika Pertamina pertama kali mengelola Blok Mahakam, produksi alamiahnya sudah turun di kisaran 57 persen. Sebabnya, selama 2017, hanya ada pengeboran empat sumur.
Tahun 2018 Pertamina sempat berupaya mengebor 76 sumur. Lalu pada tahun 2019 sebanyak 122 sumur. Tahun 2020 nanti, Pertamina masih menargetkan ada pengeboran sebanyak 122 sumur lagi.
"Untuk apa? Untuk menurunkan decline rate ke angka 25 persen. Jadi Mahakam itu belum bisa kita tahan laju penurunanya. Ini kan lapangan migas yang udah tua," ucap Nicke.
Pertimbangan lain menggandeng pihak luar adalah, saat ini Pertamina baru memiliki mitra yang beroperasi di 30 persen dari luas total blok. Sementara perusahaan migas lain, katanya, rata-rata memiliki mitra yang mengelola 80 persen dari total blok.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Rio Apinino