Menuju konten utama

Apa yang Dimaksud dengan Transformasi Konflik & Bagaimana Prosesnya

Dalam perspektif transformasi konflik, sebuah konflik akan dianggap sebagai masalah struktural yang kompleks, luas, dan rumit.

Apa yang Dimaksud dengan Transformasi Konflik & Bagaimana Prosesnya
Ilustrasi Sosiologi. foto/IStockphoto

tirto.id - Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman budaya yang melimpah. Berbagai rupa budaya tersebut tercermin dalam agama, budaya, suku, ras, dan adat istiadat yang berbeda.

Keanekaragaman tersebut tidak hanya menimbulkan dampak positif, berupaya kekayaan khasanah budaya, tetapi juga bisa menimbulkan dampak negatif, yakni dengan munculnya konflik.

Konflik berasal dari bahasa latin configere yang artinya saling memukul. Walau demikian, konflik tak selalu melibatkan kekerasan fisik. Secara istilah, pengertian Konflik adalah pertentangan atau perselisihan yang ada dalam masyarakat.

Dalam buku Deteksi Dini Konflik Antar Budaya terbitan Kemdikbud, penyebab konflik diterangkan dalam beberapa teori. Setidaknya ada 5 teori yang bisa menjadi perspektif dalam melihat konflik.

Pertama, perspektif teori hubungan masyarakat yang menilai bahwa konflik muncul karena adanya dua kelompok berbeda yang saling bertentangan.

Kedua, perspektif teori negosiasi prinsip yang menganggap konflik disebabkan oleh karena adanya perbedaaan pandangan dalam menyelesaikan persoalan.

Ketiga, perspektif teori kebutuhan manusia yang memandang kebutuhan sosial, fisik, dan mental yang tak terpenuhi sebagai penyebab konflik.

Keempat, perspektif teori identitas mengungkapkan bahwa konflik timbul karena adanya pihak lain yang ingin menghilangkan identitas kelompok tertentu dengan cara menghancurkan situs ataupun melarang ritual budaya tertentu.

Kelima, perspektif teori kesalahpahaman budaya yang menganggap bahwa penyebab konflik ialah perbedaan latar belakang budaya.

Pengertian Transformasi Konflik & Beberapa Tahapannya

Konflik ada untuk diselesaikan, bukan dihindari. Terdapat dua cara untuk menyelesaikan konflik, yakni resolusi konflik dan transformasi konflik.

Pengertian resolusi konflik adalah sebuah bentuk penyelesaian konflik dengan tujuan meredakan konflik antara pihak-pihak yang sedang bertikai. Tujuan akhir dari resolusi konflik ialah perdamaian di antara pihak-pihak yang berkonflik.

Berbeda dari resolusi, transformasi konflik adalah strategi penyelesaian konflik yang memandang masalah konflik sebagai sebuah fenomena struktural kompleks, luas, dan rumit.

Dalam transformasi konflik, masalah tersebut diselesaikan dengan tujuan merombak sistem. Maka, dengan cara ini diharapkan konflik yang sama tidak kembali terulang.

Metode ini diterapkan dengan menjalankan perubahan secara konstruktif yang dilakukan bersama upaya resolusi berlanjut, demi menciptakan sistem demokratis bagi masyarakat pascakonflik.

Lederach dalam The Little Book of Conflict Transformation (2003) menyatakan terdapat 4 elemen pokok dalam transformasi konflik, yakni transformasi personal, relasional, kultural, dan struktural.

Sementara itu, mengutip artikel berjudul “Transformasi Konflik dan Peran Pemerintah Daerah” yang diterbitkan dalam Journal of Urban Sociology (Volume 2, No. 1, 2019), terdapat 4 tahapan dalam transformasi konflik. Keempatnya adalah sebagai berikut.

1. De-eskalasi konflik

Tahap ini untuk mendorong pihak yang berkonflik mengakhiri penggunaan metode militeristik dan kekerasan senjata.

Resolusi konflik baru dapat dicapai apabila ada penurunan eskalasi konflik yang dilakukan cepat atau lambat. Hal ini untuk mengurangi jumlah korban jiwa dan kerugian akibat kekerasan.

2. Intervensi kemanusiaan dan negosiasi politik

Setelah tahap de-eskalasi, kedua belah pihak harus didorong untuk benar-benar mengakhir proses konflik bersenjata. Di sisi lain, ada upaya elite politik melakukan negosiasi terkait resolusi konflik.

3. Problem-solving approach

Dalam tahap ini, keadaan pihak-pihak berkonflik sudah stabil. Konflik senjata dihentikan dan telah tercapainya sebuah cara untuk menyelesaikan konflik melalui resolusi konflik.

4. Peace-Building

Peace-Building adalah tahap untuk menciptakan ruang demokrasi bagi pihak-pihak pascakonflik melalui tahap transisi, rekonsiliasi, dan konsolidasi.

Baca juga artikel terkait KONFLIK SOSIAL atau tulisan lainnya dari Fatimatuzzahro

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Fatimatuzzahro
Penulis: Fatimatuzzahro
Editor: Addi M Idhom