tirto.id - Sigfox secara resmi beroperasi di Indonesia mulai 20 Februari 2020. Operator jaringan global yang berbasis di Perancis ini menawarkan jaringan 0G untuk IoT (internet of things). Di tanah air, Sigfox bergerak di bawah PT Kirana Solusi Utama.
"Sigfox Indonesia, beroperasi di bawah PT Kirana Solusi Utama (KSU) adalah operator Sigfox baru di Indonesia. Didirikan pada 2019 dan akan dioperasikan sepenuhnya pada akhir taun ini dengan harapan cakupan di Jabodetabek pada kuartal pertama 2020. Dalam 2-3 tahun ke depan kami berencana bisa mencakup seluruh Indonesia. Fokus pasar kami adalah logistik, agrikultur, dan manajemen aset," keterangan dalam situs web resmi Sigfox.
Apa itu Sigfox?
Sigfox dibentuk pada 2010 oleh Ludovic Le Moan dan Christophe Fourtet di Perancis. Fokus mereka adalah pengembangan teknologi jaringan untuk IoT. Jaringan 0G yang digagas oleh Sigfox adalah jaringan nirkabel untuk transmisi data berukuran kecil dengan objek berdaya rendah dan biaya terbatas pula.
Kata kunci untuk Sigfox adalah low power (daya rendah), long range (jarak), dan small data (data sedikit) yang menawarkan end-to-end connectivity service (layanan konektivitas ujung ke ujung).
Sigfox mengklaim sudah ada di 70 negara, digunakan oleh 1,1 miliar manusia, dan mencakup 5 juta km2 wilayah di dunia. Selain itu, mereka menyebut sebagai "pemain pertama" yang membangun ekosistem IoT terbesar di dunia.
"IoT adalah teknologi yang dapat merevolusi dan dapat menjawab banyak masalah manusia di setiap sektor untuk kualitas hidup yang lebih baik. Hari ini adalah langkah pertama kami untuk mewujudkannya dalam fokus untuk memberikan pengalaman teknologi terbaik bagi pelanggan dan mitra kami,” kata CEO Sigfox Indonesia, Johnny Swandi Sjam.
Alasan Lahirnya Sigfox Indonesia
Di Indonesia, Sigfox beroperasi di bawah PT Kirana Solusi Utama. Pada tahap awal, cakupan operator jaringan ini hanya meliputi wilayah Jabodetabek dan Bandung. Kehadiran operator ini dapat membuka peluang bagi pembuat perangkat, pengembang aplikasi, dan mitra System Integrator untuk membangun dan menumbuhkan bisnis IoT.
Pemilihan Indonesia untuk dimasuki Sigfox tidak terlepas dari prospek pasar yang cerah. Roswell Wolff, Presiden Sigfox Asia Pasifik, mengatakan, "Indonesia adalah salah satu pasar terpenting kami.Ekspansi IoT yang cepat, diperkirakan antara Rp444 triliun hingga Rp1.620 triliun pada tahun 2025 untuk pasar IoT di Indonesia, menunjukkan bahwa permintaan IoT akan membutuhkan beragam solusi IoT."
Layanan Sigfox Indonesia
Sigfox Indonesia sendiri pada tahap awal menawarkan dua perangkat. Yang pertama adalah Personal Tracker, yang berfungsi untuk melacak posisi kendaraan. Yang kedua, dan Wallet Tracker, perangkat layaknya kartu identitas karyawan yang dapat dipantau melalui aplikasi.
Dalam pengembangannya Sigfox Indonesia memprakarsai kolaborasi dengan para profesional TI lokal. Tak hanya untuk industri manufaktur dan bisnis pada umumnya, tetapi juga akan memanfaatkan IoT untuk pengembang properti, pertanian, perikanan, dan lain sebagainya.