tirto.id - Dugaan keluarga Kalideres yang merupakan penganut apokaliptik muncul ke permukaan setelah kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menyebutkannya dalam tayangan di Kompas TV.
Adrianus menduga, korban sengaja "dilaparkan". Dia juga menduga, penyebab kematian keluarga di Kalideres itu karena korban memiliki keyakinan bersama yaitu apokaliptik.
"Atau ini bagian dari ritus, bagian dari kelengkapan suatu acara dari orang-orang yang memang punya suatu cara berpikir berkeyakinan yang agak ekstrem, memiliki kecenderungan apokaliptikal ingin mati, ingin segera meninggalkan dunia, dan ingin segera ke dunia nirwana," kata Adrianus, dikutip Selasa (15/11/2022).
Apa Itu Penganut Apokaliptik?
Menurut kamus Merriam Webster, apokaliptik adalah hal-hal yang berkaitan atau menyerupai kiamat. Peringatan apokaliptik adalah firasat bencana yang akan segera terjadi atau malapetaka terakhir.
Apokaliptik juga berkaitan dengan tanda-tanda akhir zaman yang akan datang. Apokaliptik ini juga disebut sebagai keyakinan memiliki hidup setelah mati.
Dalam pernyataannya, Adrianus menduga, penganut apokaliptik di keluarga tersebut hanya 1-2 orang, lalu memaksa korban lain untuk meyakini pemahaman tersebut supaya meninggal bersama-sama.
Kepercayaan apokaliptik atau apokaliptisisme adalah keyakinan bahwa akhir dunia sudah dekat. Keyakinan ini biasanya disertai dengan gagasan bahwa peradaban akan segera berakhir.
Pandangan apokalitiptik biasanya dipicu karena peristiwa global seperti bencana, wabah penyakit, dan lain-lain yang mempengaruhi kestabilan dunia.
Apokaliptisisme adalah salah satu aspek eskatologi dalam agama-agama tertentu—bagian dari teologi yang berkaitan dengan peristiwa akhir sejarah dunia, atau takdir akhir umat manusia.
Kiamat dapat dilihat sebagai baik, jahat, ambigu, atau netral, tergantung pada agama atau sistem kepercayaan tertentu yang mempercayainya.
Ada berbagai macam teori terkait kiamat atau apokaliptik ini, tergantung pada agama dan kepercayaan. Keterkaitan keluarga Kalideres dengan apokaliptik, menurut Adrianus bisa dilihat dari barang sitaan polisi.
Adrianus berharap bisa menemukan informasi dan kesimpulan dari barang sitaan polisi berupa buku bacaan hingga video milik korban.
"Atau ada surat-surat yang menyatakan misalnya ajal dari sang pimpinan mereka untuk agar mereka mati. Hal itu bisa jadi clue bagi kepolisian untuk mengungkap kasus ini dengan cara melibatkan pihak lain yang lebih banyak," kata Adrianus.
Update Kasus Kematian Keluarga Kalideres
Saat ini, Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, sedang melakukan uji laboratorium forensik terhadap jenazah satu keluarga yang ditemukan tewas di Kalideres, Jakarta Barat.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kedokteran Kepolisian (Yandokpol) RS Polri Kramat Jati, Kombes Agung Widjajanto, mengatakan proses uji laboratorium forensik itu dilakukan dengan memeriksa organ tubuh korban.
"Belum (selesai). Untuk uji laboratorium pada pemeriksaan jenazah meninggal tidak wajar, semua organ diambil sampel untuk diperiksa," kata Agung Widjajanto di Jakarta, Senin (14/11/2022), dikutip Antara News.
Agung menambahkan bahwa dirinya belum dapat memastikan kapan hasil uji laboratorium forensik terhadap keempat jenazah yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan, dan ipar tersebut selesai.
Dia mengatakan kondisi keempat jenazah yang sudah membusuk menjadi salah satu kendala dalam proses pemeriksaan uji laboratorium forensik untuk mengungkap kasus kematiannya.
"Belum ada info. Karena tingkat kesulitan berupa kondisi pembusukan lanjut," ujar Agung.
Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati melakukan otopsi terhadap keempat jenazah yang ditemukan tewas di Kalideres.
Diketahui jenazah itu terdiri dari pasangan suami istri Rudyanto Gunawan (71) dan Renny Margaretha (68), anak Dian (42), dan adik ipar Budyanto Gunawan (69).
Hasil otopsi menunjukkan tidak ditemukan luka penganiayaan terhadap tubuh jenazah tersebut.
Kepolisian sektor (Polsek) Kalideres melakukan koordinasi dengan keluarga korban terkait rencana pengembalian keempat jenazah kepada keluarga di perumahan kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
Kapolsek Kalideres, AKP Syafri Wasdar mengaku sebelumnya pihak keluarga sempat meminta kepada pihak kepolisian untuk memulangkan jenazah korban.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra