tirto.id - Niger saat ini sedang mengahadapi kudeta militer sejak Presiden Niger, Mohamed Bazoum ditahan di dalam istana kepresidenan oleh pasukan unit khusus penjaga presiden yang dipimpin oleh Omar Tchiani pada Rabu pagi, 26 Juli 2023.
Sejam setelah penahanan presiden, kudeta secara terang-terangan diumumkan di TV nasional oleh Kolonel Amadou Abdramane, bersama sembilan tentara berseragam di belakangnya.
"Kami, pasukan pertahanan dan keamanan... telah memutuskan untuk mengakhiri rezim yang Anda tahu,” kata Abdramane dikutip BBC.
"Ini menyusul situasi keamanan yang terus memburuk, dan tata kelola ekonomi dan sosial yang buruk."
Dia juga mengatakan bahwa semua lembaga negara telah dibekukan dan bahwa kepala kementerian akan mengurus urusan sehari-hari.
"Semua mitra eksternal diminta untuk tidak ikut campur," lanjutnya. "Perbatasan darat dan udara ditutup sampai situasi menjadi stabil."
Dia menambahkan jam malam akan berlaku mulai pukul 22:00 hingga 05:00 waktu setempat hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Kolonel Mayor Abdramane mengatakan bahwa para tentara itu bertindak atas nama Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air (CNSP).
Aljazeera melaporkan, meskipun Tchiani yang berperan sebagai kepala unit dalam penahanan presiden tidak secara langsung tampil di TV, secara luas publik menganggap bahwa dia adalah dalang yang bekerja di balik layar.
Siapa Omar Tchiani yang Dianggap Sebagai Dalang Kudeta Niger?
Omar Tchiani merupakan prajurit militer yang berasal dari wilayah Tillabéri di Niger Barat. Terlepas posisi pentingnya di pemerintahan, Tchiani dinilai sebagai sosok yang misterius, karena tidak banyak informasi mengenai dirinya yang diketahui publik. Bahkan ketika situasi kudeta terjadi, informasi tentang Jenderal Tchiani hampir tidak ada.
Seperti diwartakan APA News, sebagai orang kepercayaan mantan Presiden Mahamadou Issoufou, ia telah memimpin korps elit tentara Niger yang bertanggung jawab atas keamanan kepala negara sejak 2015.
Berdasarkan misi yang ia jalankan dengan menghalau para tentara yang mencoba merebut kekuasaan tahun lalu. Presiden Bazoum, sebagai pengganti langsung Issoufou memberikan mosi percaya kepada Jenderal Tchiani dengan mempertahankannya di posisi strategis ini.
Meskipun dunia tidak mengetahui alasan pemberontakan tersebut, beberapa sumber berbicara tentang keinginan kepala negara saat ini untuk menata ulang aparat keamanannya yang melibatkan pemecatan pada Jenderal Tchiani dan para pengawal kepresidenan.
Selama dua tahun, dekrit palsu yang menyatakan penggantinya oleh Jenderal Mohamed Toumba telah beredar di platform media sosial.
Sementara itu, upaya negosiasi antara para pemberontak dan Presiden Bazoum sejauh ini belum berhasil.
Menurut pihak kepresidenan, Jenderal Omar Tchiani sejauh ini tidak dapat memenangkan dukungan dari tentara nasional lainnya yang diklaim menentang upaya kudeta oleh pengawal presiden.
Sejarah Kudeta Niger
Sejak kemerdekaannya, Niger telah mengalami empat kali kudeta dan beberapa kali upaya perebutan kekuasaan. Hamani Diori, presiden pertama negara ini, adalah korban pertama.
Sebagai presiden negara Afrika Barat yang terkurung daratan pada November 1960, ia digulingkan pada 15 April 1974 oleh Letnan Kolonel Seyni Kountché.
Dia menghadapi beberapa upaya kudeta pada tahun 1975, 1976 dan 1983. Meninggal karena tumor otak, ia digantikan pada 10 November 1987 oleh kepala stafnya, Ali Saïbou.
Demokrasi kembali ke Niger pada tahun 1991 setelah konferensi nasional yang menunjuk pemerintahan sipil.
Pemilu multi-partai tahun 1993 menandai datangnya kekuasaan Mahamane Ousmane. Yang digulingkan tiga tahun kemudian, pada 27 Januari 1996, oleh Kolonel Ibrahim Baré Maïnassara.
Pemimpin junta ini pada gilirannya akan dibunuh selama kudeta 9 April 1999 yang dipimpin oleh Komandan Daouda Malam Wanké, kepala pengawal presiden.
Ia setuju untuk mengembalikan kekuasaan kepada rezim sipil dan menyelenggarakan pemilihan presiden yang dimenangkan pada 24 November 1999 oleh Mamadou Tandja.
Mantan kolonel angkatan darat dan pemimpin MNSD-Nassara, mantan partai tunggal ini mengalami nasib yang sama dengan beberapa pendahulunya. Dia digulingkan pada 18 Februari 2010 oleh tentara.
Pada awal 2011, pemilihan presiden diselenggarakan dan Mahamadou Issoufou, yang memimpin Partai Demokrasi dan Sosialisme Niger (PNDS) terpilih sebagai pemimpin tertinggi.
Pada akhir masa jabatan kedua dan terakhirnya, ia menyerahkan kekuasaan kepada Mohamed Bazoum, pemenang pemilihan presiden putaran kedua, pada 21 Februari 2021.
Pelantikan Mohamed Bazoum yang dijadwalkan pada 2 April diliputi ketidakpastian sampai intervensi kuat dari pengawal kepresidenan membantunya menjabat.
Situasi Terkini Kudeta Niger
BBC melaporkan, para pendukung kudeta di Niger telah menyerang markas besar partai presiden yang digulingkan, membakarnya dan melempari batu serta membakar mobil-mobil di luar.
Kelompok kecil pembakar telah memisahkan diri dari aksi dukungan yang lebih besar untuk para pemimpin kudeta di luar parlemen.
Tentara kini telah memberikan dukungannya kepada pasukan yang menangkap Presiden Mohamed Bazoum pada hari Rabu.
Masih belum jelas siapa yang benar-benar berkuasa di Niger karena junta belum mengumumkan pemimpinnya.
Para pendukung kudeta menuduh partai penguasa melakukan korupsi dan tidak melakukan cukup banyak hal untuk memperbaiki situasi keamanan dan mengakhiri pemberontakan jihadis yang telah berlangsung lama.
TV pemerintah telah mengulangi pengumuman kudeta pada tengah malam yang diselingi musik patriotik dan ayat-ayat Al-Quran. Sementara itu, buletin berita siang yang biasa disiarkan tidak ditayangkan.
Akun Twitter resmi kepresidenan mengatakan, Bazoum dan keluarganya baik-baik saja. Sembari menambahkan, penjaga presiden terlibat dalam “demonstrasi anti-Republik” dan mencoba mencari dukungan dari pasukan keamanan lain.
Presiden Bazoum tampaknya tidak mau menerima tuntutan militer dan menyerahkan kekuasaannya. Di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan dukungannya untuk Presiden Bazoum lewat telepon.
Dalam hal ini, Presiden Bazoum adalah sekutu utama Barat dalam perang di Afrika Barat. Selain itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dia sudah berbicara dengan Presiden Niger dan menawarkan dukungan penuh PBB kepadanya.
-----------------
* Artikel ini mengalami penyuntingan pada foto, judul dan isinya. Sebelumnya ada kekeliruan pada penulisan negara Nigeria dan sudah diubah menjadi Niger. Redaksi mohon maaf atas kekeliruannya.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Dipna Videlia Putsanra