Menuju konten utama

Apa Dampak Terjebak di Kerumunan Massa dan Cara Mengatasinya?

Kerumunan massa ternyata dapat memunculkan dampak psikologis tertentu pada manusia, salah satunya adalah rasa panik.

Apa Dampak Terjebak di Kerumunan Massa dan Cara Mengatasinya?
Tim penyelamat bekerja di lokasi insiden desak-desakan di Itaewon, Distrik Seoul, Korea Selatan (Korsel), pada 30 Oktober 2022. Sedikitnya 146 orang tewas dan 150 lainnya luka-luka dalam insiden desak-desakan yang terjadi pada Sabtu (29/10) malam waktu setempat di Itaewon, sebuah distrik di ibu kota Seoul, Korsel, dalam perayaan Halloween, kata otoritas setempat pada Minggu (30/10) pagi waktu setempat. (AP Photo/Lee Jin-man)

tirto.id - Belum lama ini konser NCT 127 pada hari pertama terpaksa dihentikan lantaran aksi saling dorong yang menyebabkan beberapa penonton terjatuh ke arah panggung.

Bahkan, pihak promotor, PT Dyandra Global Edutaiment melaporkan bahwa ada sejumlah penonton yang pingsan selama konser berlangsung.

Banyaknya pengunjung yang tidak mengindahkan tata tertib dan prosedur keselamatan menyebabkan kondisi konser kurang kondusif. Akibatnya, pihak penyelenggara terpaksa menghentikan konser sebelum waktunya demi mencegah kekacauan.

Sementara itu, beberapa waktu sebelumnya lebih dari 150 orang meninggal dunia usai terjebak dalam kerumunan yang terjadi pada pesta perayaan Halloween di Itaewon, Korea Selatan, (29/10/2022).

Menanggapi banyaknya tragedi tersebut, Ketua Ikatan Psikolog Klinis Wilayah DKI Jakarta Anna Surti Ariani mengatakan bahwa kerumunan massa ternyata dapat memunculkan dampak psikologis tertentu pada manusia, salah satunya adalah rasa panik.

Anna mengatakan kondisi yang penuh sesak dapat menyebabkan dampak psikologis tertentu pada seseorang, salah satunya adalah rasa panik.

"Jadi kepanikan itu sebenarnya bukan menular, tapi tempat yang penuh itu menciptakan psikologis sendiri, tempat yang crowded itu memunculkan psikologis tertentu," ujar Anna seperti dilansir dariAntara.

Lebih lanjut, Anna menjelaskan saat berada dalam lokasi yang penuh orang, tanpa ruang gerak, dan sesak, secara psikologis seseorang akan merasa lebih terancam.

Lantas, ketika peristiwa tertentu terjadi, maka orang tersebut akan berlomba untuk mencari tempat teraman. Anna mengatakan salah satu cara agar tidak menimbulkan rasa panik adalah dengan menjauhi kerumunan dan selalu mematuhi protokol keselamatan meski kini terdapat banyak kelonggaran.

"Memang rekomendasinya adalah kita menghindari, tempat-tempat yang berdesakan. Tapi jangan lupa kalau ke yang lebih ramai, kita harus tahu ke mana harus melangkah agar lebih aman," kata Anna.

Anna mengatakan meledaknya kerumunan di suatu acara lantaran euforia masyarakat terhadap dibukanya kembali berbagai aktivitas outdoor atau di luar ruangan, seperti festival musik, pertandingan bola atau perayaan hari spesial.

Menurut Anna, hadir di sebuah acara yang mengundang banyak orang bukanlah hal yang dilarang. Namun, yang terpenting adalah tahu batasan kapan harus menghindar dan bertahan di suatu tempat.

"Kan udah kangen jadi mulai heboh, ya memang kita membutuhkan itu untuk bertemu orang. Karena perjumpaan dengan bertemu langsung itu beda rasanya. Tapi kalau mau aman ya prokesnya harus dijalani," ujar Anna.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya