Menuju konten utama

Amenorrhea: Gejala Telat Haid yang Pengaruhi Siklus Menstruasi

Mengenal amenorrhea, gejala telat haid yang mempengaruhi siklus menstruasi.

Amenorrhea: Gejala Telat Haid yang Pengaruhi Siklus Menstruasi
Ilustrasi menstruasi. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Amenorrhea atau bisa juga disebut amenore adalah kejadian yang mana perempuan tidak mengalami menstruasi atau gangguan terhadap periode atau siklus menstruasi. Hal ini merupakan gejala, bukan penyakit.

Amenorrhea dapat menjadi tanda dari serangkaian masalah hormon yang kompleks. Ada dua jenis amenorrhea, yaitu amenorrhea primer ketika seorang wanita sudah berusia 16 tahun, tapi belum mengalami menstruasi dan amenorrhea sekunder, yaitu bila seorang wanita yang tidak sedang hamil dan tidak mendapat haid kembali selama 6 bulan sejak haid terakhir.

Infografik SC Amenorrhea

Infografik SC Amenorrhea. tirto.id/Quita

Penyebab amenorrhea primer dan sekunder di antaranya:

  • hymen atau yang terkenal dengan nama selaput dara yang menutup rapat
  • organ genital yang tidak normal
  • penundaan dalam perkembangan pada masa pubertas.
  • Efek dari pil kontrasepsi dan kehamilan
  • Penurunan berat badan yang drastis
  • Penggunaan obat-obatan tertentu (kemoterapi, kortikosteroid, dll)
  • Gangguan makan (anoreksia, bulimia)
  • Latihan fisik yang berlebihan dan berat (balet, binaraga, senam, dll.)
  • Permasalahan struktural. Seperti adanya jaringan parut di uterus (sindrom asherman),permasalahan organ reproduksi, dan struktur vagina yang tidak normal.
Namun amenorrhea bisa juga disebabkan oleh kejadian natural seperti ibu yang sedang mengandung, menyusui serta wanita yang telah mengalami menopause.

Selain itu dilansir Mayo Clinic, amenorrhea juga bisa disebabkan faktor gaya hidup yang tidak sehat. Berat badan yang terlalu kurus yaitu kurang dari 10 persen, berat badan normal dapat mengakibatkan gangguan fungsi hormonal, termasuk bisa juga menghentikan ovulasi.

Stres mental juga dapat mengubah fungsi hipotalamus, yaitu area otak yang mengontrol hormon yang mengatur siklus menstruasi. Ovulasi dan menstruasi dapat berhenti secara sementara. Periode menstruasi yang teratur biasanya berlanjut setelah Anda berkurang.

Gejala utama dari amenorrhea adalah ketika wanita tidak menstruasi di waktu yang seharusnya. Berdasarkan penyebabnya penderita gejala amenorrhea bisa jadi merasakan beberapa hal lain seperti rambut rontok, sakit kepala, gangguan pengelihatan, rambut wajah yang menjadi lebat, nyeri panggul, dan juga jerawat.

Beberapa masalah medis bisa mengakibatkan hormon yang tidak seimbang yang bisa berpengaruh terhadap siklus menstruasi yaitu:

  • Polycystic ovary syndrome (PCOS). PCOS menyebabkan tingkat hormon yang relatif tinggi dan berkelanjutan, daripada tingkat berfluktuasi yang terlihat dalam siklus menstruasi normal.
  • Kerusakan tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif (hyperthyroidism) atau kelenjar tiroid yang kurang aktif (hypothyroidism) dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, termasuk Amenorrhea.
  • Tumor hipofisis. Tumor non-kanker (jinak) di kelenjar pituitari yang dapat mengganggu regulasi hormonal menstruasi.
  • Menopause dini. Menopause biasanya dimulai sekitar usia 50 tahun. Namun, bagi sebagian wanita, pasokan telur ovarium berkurang sebelum usia 40 tahun, dan menstruasi berhenti.
Beberapa komplikasi yang bisa terjadi karena amenorrhea adalah terjadinya infertilitas atau kemandulan. Serta Osteoporosis, yang terjadi apabila amenorrhea disebabkan kurangnya kadar esterogen.

Jika gejala amenorrhea sekunder atau primer terjadi maka disarankan untuk mencari bantuan medis untuk mengidentifikasi sumber masalahnya. Sebaiknya pergi ke dokter jika siklus menstruasi sudah berhenti selama 3 bulan.

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan ginekologis untuk memastikan kondisi organ genital. Tes darah juga terbukti bermanfaat untuk memverifikasi kadar hormon dalam darah. Jika penyebabnya masih belum jelas, Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau ultrasound mungkin diperlukan.

Dikutip Mayo Clinic, pengobatan amenorrhea tergantung pada penyebabnya. Dalam beberapa kasus, pil kontrasepsi atau terapi hormon lainnya dapat mengembalikan kembali siklus menstruasi dengan normal.

Gangguan siklus menstruasi yang disebabkan oleh gangguan tiroid atau hipofisis dapat diobati dengan obat-obatan. Jika amenorrhea disebabkan oleh tumor atau penyumbatan struktural maka pembedahan mungkin diperlukan.

Dengan melakukan beberapa perubahan gaya hidup seperti diet berat badan yang sehat dan mengurangi stres juga dapat memperbaiki gangguan siklus menstruasi.

Baca juga artikel terkait MENSTRUASI atau tulisan lainnya dari Rachma Dania

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Rachma Dania
Penulis: Rachma Dania
Editor: Yulaika Ramadhani