tirto.id - Hingga menjelang keberangkatannya menuju Piala Dunia 2018, Eiji Kawashima belum lupa dengan kegagalannya membawa Timnas Jepang lolos ke perempat final delapan tahun sebelumnya. Saat itu Samurai Biru sebenarnya mampu melaju hingga babak 16 besar, namun takluk adu penalti setelah tak berhasil mencetak gol pada duel 120 menit melawan Timnas Paraguay.
"Kami benar-benar kecewa dengan hasil pada 2010. Kami datang dan sangat dekat dengan delapan besar. Pada akhirnya kami membuang kesempatan. Mengenangnya, saya merasa beberapa detail sebenarnya dapat membuat perbedaan hasil," tutur Kawashima seperti dikutip laman resmi FIFA.
Saat itu Kawashima datang ke Afrika Selatan dengan status pelapis dari kiper utama Timnas Jepang, Seigo Narazaki. Namun, di luar dugaan dalam beberapa laga ia tampil sebagai pemain utama dan menggeser posisi Narazaki. Sayangnya penampilan apik Kawashima tak berlanjut di edisi berikutnya. Pada Piala Dunia 2014 di Brasil, ia yang sudah menjadi pilihan utama Samurai Biru gagal membawa pulang hasil maksimal. Timnas Jepang hanya finis di posisi juru kunci pada penyisihan grup.
Pada gelaran di Rusia bulan Juni ini, Kawashima bakal mendapat kesempatan untuk mengobati segala lukanya bersama Samurai Biru. Posisinya kini tak lagi menjadi bintang muda, namun justru sebagai pemain senior. Berada di usia 35, Kawashima bahkan dipastikan menjadi pemain tertua Timnas Jepang di Piala Dunia 2018.
"Saya beruntung mendapat kesempatan membela Tim Nasional bertahun-tahun. Sekarang saya adalah yang tertua di tim. Sebagai veteran, saya akan mencoba memimpin tim dalam jalur positif dan berupaya mendapat hasil sebaik mungkin," sambung sang penjaga gawang.
Berkaca dari data Transfermarkt, pencapaian Kawashima di level klub musim ini tak bisa dibilang buruk, khususnya untuk ukuran pemain Asia. Memperkuat klub asal Liga Prancis, FC Metz, ia tampil dalam 31 pertandingan, dengan total waktu bermain 2.750 menit.
Semangat Percampuran Generasi
Kawashima mengatakan salah satu modal utama Timnas Jepang untuk berangkat ke Rusia adalah komposisi skuat yang lebih seimbang dibanding dua edisi sebelumnya. Saat ini skuat asuhan Akira Nishino dihuni sejumlah pemain "muka lama", namun ada pula banyak nama baru yang bakal menjajal Piala Dunia perdananya.
"Dengan kombinasi para veteran dan pemain muda bertalenta, saya yakin kami mampu menciptakan sejarah di Rusia," lanjut Kawashima.
Tergabung di Grup H, Timnas Jepang akan bersaing dengan Polandia, Senegal, serta Kolombia untuk meraih tiket ke babak 16 besar. Mengenai persaingan di grup ini, Kawashima mempercayai setiap negara punya kemungkinan lolos yang sama. Baginya, menjadi juara ataupun runner-up sama-sama baik, sepanjang mampu menembus fase knockout.
"Tujuan kami di fase grup sederhana, untuk lanjut ke fase berikutnya. Kami tidak tampil baik pada Piala Dunia terakhir di Brasil, jadi kami akan termotivasi untuk melakukan yang lebih baik kali ini," pungkasnya.
Jika mampu lolos ke fase 16 besar, maka Timnas Jepang bakal menyamai pencapaian terbaik mereka sebelumnya. Catatan terbaik Jepang adalah menembus babak tersebut, yakni pada tahun 2002 dan 2010.
Namun, Kawashima maupun para pemain Jepang lain tentu bertekad menciptakan sejarah. Pada akhirnya, tujuan kiper berusia 35 tahun itu satu: mengobati luka yang didapatnya dari dua edisi terakhir Piala Dunia.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan