Menuju konten utama

50 Kata Mutiara Hari Pahlawan dari Soekarno dan Hatta: Merdeka!

Kata mutiara Hari Pahlawan berisi quotes dari para pahlawan yang dapat digunakan untuk merangkai ucapan selamat.

50 Kata Mutiara Hari Pahlawan dari Soekarno dan Hatta: Merdeka!
Ilustrasi mozaik Mohammad Hatta. tirto.id/Gery

tirto.id - Kata mutiara Hari Pahlawan berisi quotes atau kutipan kata-kata dari para pahlawan yang dapat digunakan untuk merangkai ucapan selamat Hari Pahlawan Nasional.

Beragam cara dapat dilakukan untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional yang jatuh pada 10 November 2022. Mulai dari mengikuti upacara bendera, membaca sejarah pertempuran Surabaya 10 November 1945, menonton film perjuangan, sampai dengan hal sederhana seperti berbagi pesan positif tentang Hari Pahlawan di akun medsos kita.

Berbagi pesan positif ini bisa dilakukan dengan berbagi ucapan selamat Hari Pahlawan atau juga dengan menulis kutipan-kutipan atau kata mutiara yang pernah disampaikan para pahlawan untuk membakar semangat juang bangsa.

Berikut adalah kata mutiara Hari Pahlawan yang berasal dari kutipan atau quote Presiden Soekarno dan Moh Hatta yang bisa kita bagikan di medsos.

Kata Mutiara Hari Pahlawan dan Kutipan Soekarno

1. “Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya sendiri."

2. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia."

3. “Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya sendiri."

4. ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

5. “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.”

6. “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."

7. “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.”

8. "Bangsa adalah segerombolan manusia yang keras, ia punya keinginan bersatu dan mempunyai persamaan watak yang berdiam di atas satu geopolitik yang nyata satu persatuan."

9. “Itulah konsep nasionalisme yang didirikan Indonesia. Bukan orang Jawa, bukan orang Sumatera, bukan orang Kalimantan, Sulawesi, Bali atau lainnya, tapi orang Indonesia, yang bersama-sama menjadi fondasi satu kesatuan nasional.”

10. "Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri dengan kuat."

11. "Laki-laki dan perempuan adalah sebagai dua sayapnya seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, maka terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya, jika patah satu dari pada dua sayap itu, maka tak dapatlah terbang burung itu sama sekali."

12. "Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya."

13. "Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya."

14. "Dua sifat yang berlawanan. Aku bisa lunak dan aku bisa cerewet. Aku bisa keras dan laksana baja dan aku bisa lembut berirama"

15. "Jikalau aku misalnya diberikan dua hidup oleh Tuhan, dua hidup ini pun akan aku persembahkan kepada tanah air dan bangsa."

16. "Jangan kamu pernah merasakan bahwa cinta yang kamu rasakan itu membuatmu derita, sungguh tuhan memberikan cinta dalam hati mu adalah anugerah dan itu harus kamu syukuri."

17. Menaklukkan ribuan manusia mungkin tidak disebut pemenang, tapi bisa menaklukkan diri sendiri disebut penakluk yang brilian!

18. Lakukan kebaikan untuk orang lain, bahkan ketika mereka tidak melakukan kebaikan bagi Anda; orang lain tentu akan berbuat baik kepada Anda. Jika masih ada rasa malu dan takut di hati seseorang untuk berbuat baik, pasti tidak akan ada kemajuan sama sekali.

19. Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang.

20. "Jika kita mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam semesta akan bahu-membahu mewujudkannya."

21. "Dari sudut positif kita tidak bisa membangunkan kultur kepribadian kita dengan sebaik-baiknya kalau tidak ada rasa kebangsaaan yang sehat."

22. "Sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu, pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan."

23. "Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun di lautan yang dalam."

24. “Kita hidup dalam dunia ketakutan. Kehidupan manusia saat ini berkarat dan terasa pahit karena ketakutan akan masa depan, takut akan bom hidrogen, takut akan ideologi. Mungkin ketakutan ini adalah bahaya yang lebih besar daripada bahaya itu sendiri, karena ketakutanlah yang mendorong manusia untuk bertindak bodoh untuk bertindak tanpa berpikir, untuk bertindak berbahaya.”

25. “Tuhan tidak mengubah nasib suatu bangsa sebelum bangsa itu mengubah nasibnya sendiri,” kata Presiden Soekarno.

Kata Mutiara Hari Pahlawan dan Quote-Quote Mohammad Hatta

1. "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita."

2. "Aku rela di penjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."

3. "Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat."

4. "Apa yang dilakukan oleh orang setelah mendengar suatu khotbah jauh lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang khotbah itu."

5. "Memang benar pepatah Jerman: 'Der Mensch ist, war es iszt', artinya: 'sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan'."

6. "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur sulit diperbaiki."

7. "Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran."

8. "Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri."

9. "Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain."

10. "Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai."

11. "Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan."

12. "Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita."

13. "Agar persatuan dan kepedulian tak semakin pudar, teruslah menjunjung tinggi sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia."

14. "Kita boleh merdeka secara fisik, tapi kita masih perlu usaha keras buat mewujudkan manusia bermental baja guna meraih cita-cita bangsa."

15. "Akan ada satu masa ketika kita harus melawan saudara bangsa sendiri, melawan KKN dan pemberontakan dalam negeri."

16. "Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani."

17. "Kita masih terus berjuang jadi tuan rumah di negeri sendiri, tanyakan pada diri, "apa yang sudah saya berikan untuk bangsa ini?"

18. "Kita butuh waktu untuk berkontemplasi buat memetik pesan dari apa yang telah dibaca."

19. "Tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata."

20. "Dasar kekeluargaan itulah dasar hubungan istimewa pada koperasi. Disini tidak ada majikan dan buruh, melainkan usaha bersama diantara mereka yang sama kepentingan dan tujuannya."

21. "Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna."

22. "Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan dimana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu."

23. "Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia (pahlawan) melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka."

24. "Koperasi juga bisa mendidik toleransi dan rasa tanggung-jawab bersama. Dengan demikian, koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa."

25. "Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan."

Baca juga artikel terkait HARI PAHLAWAN atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Pendidikan
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Iswara N Raditya