tirto.id - Pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga, Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno, mengumumkan dana kampanye mereka untuk yang ketiga kalinya. Pengumuman tersebut disampaikan pada Sabtu (11/2) sore kemarin di Posko Anies-Sandi, Melawai, Jakarta Selatan. Dalam kesempatan itu, mereka melaporkan total dana kampanye yang mencapai Rp 64,7 miliar.
"Ini adalah komitmen kami, mudah-mudahan yang lain bisa sama. Saat ini tata kelola pemerintah dalam transparansi belum mencapai wajar tanpa pengecualian, dan itu harus dimulai dari sekarang (saat kampanye). Insya Allah, kami akan terus terbuka demi menciptakan pemerintahan yang transparan," kata Anies.
Dari keseluruhan dana kampanye, dana sebesar Rp 63,3 miliar berasal dari paslon. Anies urun sebesar Rp 400 juta, dan sisanya ditanggung oleh Sandi.
Sementara itu, dana sejumlah Rp 1,1 miliar berasal dari dua partai pengusung pencalonan Anies-Sandi, yakni Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai Gerindra menyumbang sebesar Rp 750 juta dan PKS mengucurkan dana sejumlah Rp 350 juta.
Mereka pun memperoleh sumbangan dari sejumlah pihak lain, seperti dana sebesar Rp 908 juta dari sebuah perusahaan swasta. Perolehan pundi-pundi tersebut telah digunakan untuk kebutuhan kampanye selama lebih kurang tiga bulan lamanya.
Adapun pengeluaran dana paling besar adalah untuk atribut kampanye, seperti pembelian baju seragam yang memakan biaya senilai Rp 19,2 miliar. Untuk blusukan sendiri, disebutkan bahwa mereka menghabiskan anggaran sebesar Rp 11,7 miliar. Sedangkan untuk rapat umum dan pertemuan terbatas, masing-masingnya memerlukan dana sebesar Rp 6,5 miliar dan Rp 2,3 miliar.
Sandi sendiri juga sempat menyampaikan jumlah dana yang tersisa di rekening tim pemenangan sampai saat ini. "Dari total semuanya itu, di rekening saat ini sisanya ada Rp 553 juta," ujarnya.
Terkait kinerja para relawan, Anies mengatakan selama ini mereka bekerja murni karena komitmen untuk memenangkan Anies-Sandi. "Kita enggak ada politik uang karena memang enggak ada uangnya. Relawan tidak dibayar bukan karena tak bernilai tapi justru karena tak ternilai harganya," tambah Anies.
Secara kompak, Anies-Sandi mendeklarasikan penolakan mereka terhadap segala bentuk politik uang dan korupsi. Bahkan Sandi mengimbau kepada semua paslon untuk juga melakukan hal serupa. "Katakan tidak kepada serangan fajar karena itu mencederai demokrasi kita dan apa yang warga Jakarta inginkan, yakni demokrasi yang bersih dan menjunjung tinggi prinsip keadilan," ucapnya.
Penulis: Tresna Yulianti
Editor: Damianus Andreas