Menuju konten utama

Turis Saudi: Setelah Puncak di Bogor, Turun ke Ubud

Kedatangan Raja Salman dan rombongan untuk berlibur ke Bali tidak serta merta langsung meningkatkan jumlah wisman Arab Saudi yang terkenal lebih menyukai daerah Puncak, Bogor. Tetapi ternyata wisman Arab juga menyukai wisata alam seperti Ubud, benarkah demikian?

Turis Saudi: Setelah Puncak di Bogor, Turun ke Ubud
Pura Ulun Danu di danau Beratan, Bali, Indonesia. Foto/Istock

tirto.id - I Putu Suriada memilih meliburkan diri di hari kedatangan Raja Salman ke Bali. Ia memilih istirahat di rumah sembari sejenak melupakan rutinitas antar-jemput turis. Puluhan tahun hidup dari perjalanan satu ke perjalanan lain membuatnya paham betul tentang kemungkinan-kemungkinan di jalanan. Baginya, kemeriahan kedatangan Raja Salman hanya ada di pinggir-pinggir jalan. Turis kebanyakan enggan bergegas karena takut terjebak kemacetan.

“Mau jalan ke mana juga mas. Bule pada diem di hotel,” kata Putu Suriada.

Di benak Suriada juga sama sekali tak terbersit harapan akan berjubelnya jumlah wisatawan asal Arab Saudi usai kehadiran Raja Salman di Bali. Ia sadar betul, dari dulu Bali memang bukan destinasi favorit turis Arab Saudi. Pelesiran Raja Arab ke Bali, menurutnya, juga tak akan mampu mendongkrak secara drastis jumlah kunjungan wisatawan asal Arab Saudi.

“Bakal begini-begini saja. Saya sejak nyopir mobil, belum pernah ngantar orang Arab. Paling banyak ya orang Australia,” katanya.

Putu Suriada boleh pesimis. Tapi jika kita menengok data jumlah kunjungan turis asal Arab Saudi ke Bali, ada tren positif dari tahun ke tahun. Pada 2014, tercatat jumlah kunjungan wisatawan Arab Saudi melalui 19 pintu masuk utama ke Indonesia sebanyak 147 ribu. Jumlah ini meningkat 9,26 persen pada 2015 menjadi 160 ribu kunjungan. Bahkan sepanjang 2016, jumlah kunjungan wisatawan Arab Saudi sebesar 186 ribu atau tumbuh positif 16,15 persen.

Namun, jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara secara keseluruhan, proporsi wisman asal Arab Saudi ini masih kecil. Sejak 2014 hingga 2016, proporsi kunjungan wisman asal Arab Saudi ke Indonesia melalui 19 pintu masuk utama tidak mencapai 2 persen. Pada 2014, proporsinya sebesar 1,64 persen, meningkat sedikit menjadi 1,69 persen pada 2015, dan mencapai 1,77 persen pada 2016.

Di hari yang sama, I Ketut Budi berada di balik pagar pembatas pintu kedatangan internasional Bandar Udara Ngurah Rai Bali. Ia menunggu kehadiran tamu asing asal Belanda. Terkait kedatangan Raja Salman, Budi bercerita, dua hari yang lalu, ia sempat mendapat orderan dari penumpang asal Riyadh, ibu kota Arab Saudi di kawasan Nejd. Ia memastikan kalau tamu yang dimaksud bukan bagian dari rombongan Raja Arab. Hanya tamu biasa yang kebetulan pelesiran ke Bali di waktu yang hampir bersamaan dengan kedatangan Raja Salman.

“Dia malah terkejut waktu saya bilang kalau Raja Arab mau datang ke sini,” kata Ketut Budi.

Turis asal Arab Saudi bahkan Timur Tengah menurutnya memang jarang sekali singgah di Bali. Kesempatan mendapat turis Arab Saudi juga baru ia dapatkan belakangan ini. Itu pun setelah ia tergabung dalam sebuah agen jasa perjalanan khusus untuk turis asal Timur Tengah yang namanya saja masih sukar ia lafalkan secara pasti.

“Saya hanya ikut teman-teman saja. Kalau enggak salah, namanya Al-Khaimah,” katanya.

Agen perjalanan yang dimaksud Budi tidak berpusat di Denpasar. Di sini hanyalah kantor cabang dari agen perjalanan Al-Khaimah yang berpusat di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Ia mengatakan kalau rata-rata turis Arab yang datang ke Bali adalah mereka yang sebelumnya telah menghabiskan liburan di Puncak.

Bali hanyalah destinasi berikutnya yang direkomendasikan oleh agen perjalanan di Puncak. Karena Bali juga memiliki Ubud sebagai tempat wisata bernuansa alam yang sesuai kesukaan para turis asal Timur Tengah.

Wisman Arab Saudi Menyukai Ubud

Ubud ternyata mendapat penilaian positif dari tiga orang tamu asal Riyadh yang diantar Budi. Menurut Budi, mereka malah berniat ingin kembali ke Ubud dalam waktu dekat. Suasana dingin dan lanskap alam Ubud berhasil meninggalkan kesan nyaman pada tamunya.

“Kita tahulah kalau Puncak punya hiburan lain. Ya, itulah pokoknya. Tapi kalau soal keindahan alam, Ubud harusnya lebih unggul. Di sini, kan, juga budayanya masih kental. Itu juga yang bikin mereka ingin balik lagi ke sini,” ujar Budi.

Cerita dari Budi berbanding lurus dengan data kedatangan turis asal Arab Saudi berdasarkan pintu masuknya. Mayoritas wisman asal Arab Saudi masuk melalui Soekarno-Hatta, yang secara wilayah sangat dekat dengan Puncak. Pada 2016, 93,94 persen wisman Arab Saudi yang berkunjung ke Indonesia masuk melalui Soekarno-Hatta. Sedangkan wisman yang masuk ke Indonesia langsung melalui Ngurah Rai hanya 5,49 persen saja.

Namun, seiring waktu, kunjungan turis asal Arab Saudi yang langsung menuju Bali lewat Bandara Ngurah Rai menunjukkan tren positif, meningkat dari 4,36 persen pada 2015 menjadi 5,49 persen pada 2016. Ini menunjukkan popularitas Bali mulai dikenali di kalangan wisman Saudi.

Tren positif ini tentu menjadi tantangan bagi Putu Suriadi, Ketut Budi, dan para penyedia jasa transportasi di Bali. Diakui Budi, kendala bahasa masih menjadi permasalahan utama bagi dia dan teman-temannya tatkala harus menerima kunjungan dari turis Arab Saudi. Tapi pelan-pelan Budi mulai mengikis kendala itu dengan kemauan kuat untuk menguasai bahasa Arab.

“Kemarin saya sampai harus bayar teman yang bisa bahasa Arab. Pasti mengurangi penghasilan saya. Makanya saya sekarang di mobil sudah ada dua kamus. Satu bahasa Inggris, satu bahasa Arab,” katanya.

Survei Lokasi Liburan untuk Rombongan Raja Salman

Hari ini, Sabtu (4/3/2017), beberapa tempat wisata di Bali bersiap menyambut kedatangan tamu spesial. Beberapa tempat wisata unggulan seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pura Luhur Uluwatu dan Ubud sudah disurvei oleh tim keamanan khusus Arab Saudi. Namun tidak ada info pasti tentang ke mana rombongan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud akan singgah.

Kepala Badan Intelejen Negara Daerah Bali Brigjen Pol Wayan Sunarta hanya memberi informasi tentang kemungkinan-kemungkinan tempat wisata yang akan dikunjungi. Ia juga tidak bisa memastikan ke mana rombongan Raja Salman akan mencari hiburan.

“Beberapa tempat memang sudah disurvei. Termasuk GWK, Uluwatu dan Ubud. Tapi sekali lagi, jadi atau tidaknya mereka ke sana, keputusannya tetap di tangan Raja Salman,” kata Sunarta.

Di saat rombongan sibuk mencari tempat berlibur, sang Raja kemungkinan besar hanya akan berada di sekitar hotel sembari menikmati keindahan pantai Nusa Dua. Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi mengatakan jika Raja Salman akan lebih banyak menikmati pemandangan wisata laut.

"Yang Mulia sangat menyukai laut, kemungkinan besar beliau akan banyak menghabiskan waktunya menikmati pemandangan laut," kata Osama dalam jumpa pers usai mengantar Raja Salman beserta rombongan ke hotel di Nusa Dua, Bali pada Sabtu malam (4/3/2017).

Baca juga artikel terkait KUNJUNGAN RAJA SALMAN atau tulisan lainnya dari Muhammad Qomarudin

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Qomarudin
Penulis: Muhammad Qomarudin
Editor: Maya Saputri