Menuju konten utama

Tekan Impor Aspal Minyak, Pemerintah Berencana Pakai Aspal Buton

Pemerintah berencana menggunakan aspal buton untuk mengganti aspal minyak yang diperoleh secara impor.

Tekan Impor Aspal Minyak, Pemerintah Berencana Pakai Aspal Buton
Sejumlah pekerja melakukan pengaspalan jalan Jembatan Kolonel Sunandar di jalan jalur Pantura Kudus-Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/5/2019). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/aww.

tirto.id - Pemerintah pusat berencana menggunakan produk aspal buton untuk pembangunan jalan beraspal di seluruh Indonesia.

Nantinya aspal asal Sulawesi itu akan menggantikan jenis aspal minyak yang bahan bakunya biasa diimpor Indonesia dari luar negeri.

Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi mengatakan hal ini sudah direncanakan pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Menurut dia, sudah ada pembicaraan awal dalam rapat perlunya sebuah perintah yang mewajibkan penggunaan aspal buton.

Ia melanjutkan, pembangunan jalan di daerah, kota/kabupaten yang berbasis aspal, menggunakan aspal buton.

"Rencananya kebutuhan aspal seluruh Indonesia oleh Pak Menko menggunakan aspal buton. Jadi tidak perlu impor lagi tapi untuk sementara waktu disesuaikan dulu berapa yang kita impor dan berapa aspal buton," ucap Ali kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (27/5/2019).

Ali juga mengatakan saat ini realisasi aspal buton ini masih menemui kendala. Sebagai contoh, dari 1,3 juta ton kebutuhan aspal nasional, aspal buton memenuhi 25 persen di antaranya. Sisanya sebanyak 75 persen masih didominasi oleh aspal minyak ala impor.

Menurut dia, permasalahan ini tidak terlepas perseosi aspal minyak lebih baik dari buton. Padahal, kata dia, setelah diuji secara laboratorium, aspal buton diklaim lebih baik secara kualitas dan efisiensi. Kemudian, dari sisi harga lebih murah.

"Karena gini kita selama ini anggap aspal buton kualitasnya lebih baik daripada aspal minyak, tapi setelah diuji ya lebih bagus aspal buton," kata Ali.

Menurut dia, ada peluang menjadikan aspal buton menggantikan aspal minyak, sehingga tak ada lagi porsi impor aspal.

Saat ini, lanjut dia, pembangunan sarana produksinya juga sudah siap. Bahkan, ujar dia, sudah ada investor dan pengusaha yang berminat menjalankannya.

"Awalnya impor 25 persen aspal buton dari 1,3 juta ton dan sisanya minyak. Kalau perlu dibalik 75 persen aspal buton atau kalau bisa 100 persen aspal buton," ucap Ali.

Baca juga artikel terkait PERBAIKAN JALAN atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali