Menuju konten utama

Sri Mulyani Sebut 63 Negara Terlilit Utang, Indonesia Aman?

Sri Mulyani Indrawati menyebut, sebanyak 63 negara terlilit utang tinggi di tengah gejolak ekonomi global.

Sri Mulyani Sebut 63 Negara Terlilit Utang, Indonesia Aman?
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengikuti rapat kerja Pembicaraan TK.1/ Pembahasan RUU tentang pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN tahun 2021 dengan Banggar DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (1/9/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.

tirto.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyebut, sebanyak 63 negara terlilit utang tinggi di tengah gejolak ekonomi global. Tiga di antaranya merupakan negara Asia Selatan yang kini menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF).

"Diakui di dalam statistik, lebih dari 63 negara di dunia yang dalam utangnya mendekati atau sudah tidak sustainability," ungkapnya dalam acara CEO Banking Forum, Senin (9/1/2023).

Bendahara Negara itu melanjutkan berdasarkan pernyataan bank sentral India, seluruh negara Asia Selatan sudah dalam kondisi keuangan yang terlilit utang. Serta tiga negara telah menjadi pasien IMF yakni Bangladesh, Sri Lanka, dan Pakistan.

"Kalau membaca wawancara bank sentral India, dia mengatakan negara-negara di sekitar Asia Selatan semuanya dalam kondisi stress debt," kata Sri Mulyani.

Kondisi yang sama juga terjadi di Mesir dan negara di Timur Tengah lainnya yang merupakan importir minyak, turut mengalami situasi keuangan yang tidak mudah.

Sri Mulyani menekankan dalam menghadapi 2023 yang masih diliputi gejolak ekonomi global, maka tetap perlu kewaspadaan. Terlebih IMF telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 hanya 2,3 persen, menurun dari proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 yang sebesar 3,2 persen.

IMF juga menyatakan, sepertiga ekonomi dunia atau sekitar 30-40 persen dari perekonomian negara diprediksi mengalami resesi.

"Jadi hal ini menjadi satu kewaspadaan, 2023 memang prediksi dari lembaga global, mengenai dunia kurang menggembirakan. Tidak hanya inflasi dan kemungkinan resesi, kemungkinan juga ada masalah dengan di berbagai negara," pungkas Sri Mulyani.

Kondisi Utang Indonesia

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp7.554,25 triliun atau setara 38,65 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga akhir November 2022. Utang ini naik sekitar Rp57,55 triliun dari sebelumnya Oktober 2022 mencapai di Rp7.496,7 triliun.

"Rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal," demikian dikutip dari Buku APBN Kita edisi Desember 2022, Senin (26/10/2022).

Utang pemerintah di November didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp6.697,83 triliun atau sekitar 88,66 persen. Sementara untuk pinjaman tercatat senilai Rp856,42 triliun atau 11,34 persen.

Besaran utang SBN terdiri dari domestik senilai Rp5.297,81 triliun. Utang tersebut berasal dari Surat Utang Negara (SUN) Rp4.317,74 triliun dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Rp980,08 triliun.

Baca juga artikel terkait BEBAN UTANG atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang