Menuju konten utama
Seni dan Budaya

Sejarah Batik Khas Lamongan: Kisah Singo Mengkok & 3 Motif Baru

Sejarah batik khas Lamongan muncul di Desa Sendang Duwur, Lamongan. Asal usul motif singo mengkok dan 3 motif baru lain.

Sejarah Batik Khas Lamongan: Kisah Singo Mengkok & 3 Motif Baru
Pengunjung mengamati kain batik yang dipajang saat Pameran Batik Lamongan bertajuk "Singo Mengkok" di Galeri House of Sampoerna, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (14/11/2018). Pameran yang berlangsung hingga 15 DesemberAntara Jatim/Moch Asim/ZK.

tirto.id - Sejarah batik khas Lamongan muncul di Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Pada 2012 misalnya, diadakan perlombaan dengan tema Lamongan untuk membuat desain-desain batik tertentu.

Situs Jawatimuran mengungkapkan, kala itu ada tiga motif yang dijadikan sebagai batik khas Lamongan baru. Di antaranya ada motif bandeng lele, gapuro tanjung kodok, dan kepiting. Selan itu, ada juga motif yang bernama singo mengkok.

Lantas, bagaimana sejarah batik khas lamongan tersebut dan apa makna dari gambar yang dilukiskan?

Unsur Sejarah Batik Sendang Lamongan: Munculnya 3 Motif Batik Baru

Tahun 2012 silam, penyelenggaraan kompetisi membuat batik berdasarkan tema Lamongan diadakan di Desa Sendang. Penilaiannya mengacu pada ragam hias, isen-isen, pelengkap,hingga makna yang ada di dalamnya.

Dari kompetisi ini, tiga motif ditunjuk sebagai batik khas Lamongan baru. Pertama, ada motif yang disebut bandeng lele. Melalui gambar dua jenis ikan tersebut, juga turut mencitrakan lambang Kabupaten Lamongan.

Dua binatang ini dianggap masyarakat Lamongan sebagai ikan yang punya keistimewaan. Selain itu, terdapat juga sejarah Kabupaten Lamongan yang disimbolkan lewat keduanya.

Kemudian, ada juga gambar gapuro tanjung kodok. Disebutkan bahwa motif ini sempat menang pada perlombaan tahun 2013. Gapuro ini mencitrakan sebuah tempat yang dipergunakan Sunan Drajat dan Sunan Sendang untuk berkumpul.

Lokasi tempat tersebut ternyata di Tanjung Kodok. Kini, gapuro dipindahkan dengan bentuk serupa di pintu masuk pemakaman Sunan Sendang. Makam itu ada di Desa Sendang Duwur, Paciran, Lamongan.

Lalu, ada juga motif kepiting yang memenangkan peringkat 2 lomba motif batik pada 2014. Lantaran utara Lamongan merupakan pesisir, maka para masyarakatnya paling banyak berprofesi sebagai nelayan.

Namun, komoditas paling banyak yang mendominasi sektor tersebut adalah kepiting. Dengan begitu, motif kepiting ditujukan sebagai simbol fauna khas daerah Lamongan, tepatnya di Kecamatan Paciran.

Pameran Batik Singo Mengkok Khas Lamongan

Selain tiga motif batik di atas, terdapat lagi salah satu motif asli Desa Sendang yang disebut singo mengkok. Berdasarkan catatan situs Dinas KOMINFO Jawa Timur, motif ini sempat dipamerkan di Surabaya pada 15 November sampai 15 Desember 2018.

Gambar yang ada di dalamnya berupa makhluk mitologi yang tidak hidup di alam nyata. Badan singo mengkok dilukiskan menyerupai kijanng, namun memiliki kepala naga. Selain itu, digambarkan pula terdapat api di sekujur badannya.

Kerap kali gambar ini disangkut pautkan dengan binatang bernama Kilin, hewan mitologi budaya Cina. Lambang tersebut dianggap bisa mendatangkan kesuburan, kejayaan, dan kemakmuran.

Pada 2019, tepat di HUT Lamongan ke-450, singo mengkok dipakai untuk memperingatinya. Menurut catatan situs Siila Kabupaten Lamongan, busana khas kabupatennya tersebut digunakan seluruh peserta acara.

Baca juga artikel terkait BATIK atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani