Menuju konten utama

Respons Pengusaha Logistik Soal Kenaikan Tarif Kargo Udara

Asperindo mengalami dampak dari kenaikan tarif kargo udara, sehingga berdampak pada efisiensi pengiriman barang.

Respons Pengusaha Logistik Soal Kenaikan Tarif Kargo Udara
Pekerja membungkus paket kiriman milik pelanggan di perusahaan jasa pengiriman JNE Express, di Medan, Sumatera Utara, Jumat (18/1/2019). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/ama.

tirto.id - Kenaikan tarif kargo udara pada Oktober 2018 hingga 300 persen memicu memberatkan pengusaha logistik.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto berkata, semua barang yang masuk ke gudang kargo di bandara membutuhkan waktu 2 jam, belum lagi proses pengambilan dari gudang perlu waktu tiga jam.

Belum lagi permasalahan biaya kargo udara naik, sehingga membuat asosiasi, beralih ke kargo dengan angkutan laut. Namun, kata Budi, lagi-lagi fasilitas bandara yang penguatan kargo.

"Kalau di bandara kadang kita dikasih gudang yang sempit dan jauh. Kalau kargo di demaga juga masih prioritas kesekian, begitu juga kalau lewat jalur darat," kata dia dalam diskusi 'Membangun Infrastruktur yang Tepat Sasaran' di Lobby Lounge Hotel Millenium Sirih, Kampung Bali, Tanah Abang Jakarta Pusat, Rabu (27/2/2019).

Ia juga mengatakan, naiknya biaya kargo udara sampai 300 persen, membuat pengusaha berputar otak untuk mengantisipasi kenaikan ini.

Ia pun sudah mencoba untuk beralih ke angkutan darat, namun juga masih terkendala biaya tol yang mahal.

"Kami mau pindah ke transportasi lain, tapi ada kendala di laut kemudian di darat juga tol juga enggak menyenangkan driver kami. Truk barang yang memang enggak terlalu sensitif soal waktu. Tapi kalau tambah berhari-hari kita enggak bisa itu faktanya. Truk ini nggak mau masuk ya karena memang hanya truk borongan. Akhirnya pemanfaatannya enggak maksimal," kata dia.

Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati menjelaskan, pembangunan infrastruktur harus sejalan dengan kebutuhan para pengusaha.

Terutama di bidang logistik, kata dia, agar penggunannya lebih optimal. Kemudian perlu pemberian fasilitas yang lengkap untuk sektor udara, laut dan darat.

"Kalau pembangunan ini nggak efisien, maka nanti orang kan bangun dan nanggung biayanya sendiri. Infrastruktur ini tidak berdampak pada coast, sehingga kalaupun lewat tol laut atau angkutan barang yang dilakukan melalui laut tidak banyak yang bergeser ke sana," kata dia.

Baca juga artikel terkait HARGA KARGO atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Bisnis
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali