Indeks Tirto Adhi Soerjo
Menelusuri Jejak Prinses Fatimah, Istri Tirto Adhi Soerjo
Sejarah tentang Prinses Fatimah, istri Tirto Adhi Soerjo, masih simpang-siur, bahkan bagi orang-orang di Pulau Bacan sendiri.
Iqbaal, Minke, & Pram adalah Bumi Manusia Sejarah Tirto
Film dan novel Bumi Manusia menceritakan tentang sosok Minke atau sejarah hidup Tirto Adhi Soerjo dalam kehidupan nyata.
Tentang Iqbaal Ramadhan, Tirto, & Bumi Manusia yang Tayang Hari Ini
Iqbaal Ramadhan, Tirto Adhi Soerjo, dan film Bumi Manusia yang tayang hari ini.
Tirto Adhi Soerjo, Bapak Pers Nasional yang Mati dalam Sunyi
Tirto Adhi Soerjo wafat pada 7 Desember 1918 setelah mengalami depresi akut lantaran perlakuan keji pemerintah kolonial.
Gerak Tirto Adhi Soerjo dalam Emansipasi Perempuan Indonesia
Pada 1 Juni 1908, Tirto Adhi Soerjo menerbitkan Poetri Hindia. Kaum perempuan menjadi jurnalisnya.
Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional
Sebelum Boedi Oetomo dideklarasikan tanggal 20 Mei 1908, Tirto Adhi Soerjo sudah membentuk Sarekat Prijaji pada 1906.
Sejarah Hidup Tirto Adhi Soerjo, Sang Pemula Pers Bumiputra
Medan Prijaji dan Soeloeh Keadilan menjadi senjata jurnalisme advokasi bagi Tirto Adhi Soerjo untuk menghadapi kesewenang-wenangan.
Tuduhan Korupsi dan Tamatnya Karier Raden Goenawan di Sarekat Islam
Raden Goenawan adalah pesaing terberat Tjokroaminoto di Sarekat Islam (SI). Namun, karier politiknya hancur lantaran diduga menggelapkan uang organisasi.
Isu Makar dalam Pertarungan Residen Sinting vs Bupati Apes
Sebuah drama tentang residen paranoid yang menuduh salah satu bupatinya menyusun plot menjatuhkan kekuasaan kolonial gara-gara gorden.
Skandal Korupsi Pejabat Agama di Wilayah Bandung
Nama besar PHH Mustapa sempat terusik oleh skandal korupsi yang dilakukan bawahannya.
Rekso Roemekso, Ormas Keamanan Menjelma Sarekat Islam
Bermula dari ormas lokal, Rekso Roemekso pada akhirnya menjelma menjadi perhimpunan massa terbesar di Indonesia, Sarekat Islam (SI).
Bapak Bangsa Lahir di Kwitang
Di masa lalu, tokoh-tokoh berkesadaran nasional lahir dari sekolah kedokteran kolonial bernama STOVIA yang terletak di Kwitang. Sebagian Bapak Bangsa ini bahkan gagal menjadi dokter karena mereka serius dalam pergerakan dan memperjuangkan kemerdekaan.