Indeks Malioboro

Layang-Layang Asia bermigrasi untuk menghindari cuaca ekstrem di tempat asalnya.

"Kita sudah dua kali bersihkan, sulit kalau hanya pakai alat, harus alam artinya harus dengan bantuan hujan."

Ratusan burung migrasi di sekitar kawasan Malioboro telah meninggalkan kotoran yang membuat bau tak sedap.

Dari jalanan Malioboro, sekumpulan anak muda meretas mimpi jadi penulis besar. Belajar puisi langsung dari kehidupan.

Menurut Sultan, keberadaan PKL sendiri tidak bisa dipisahkan dari Malioboro.

Malioboro tidak bisa dipisahkan dari sastra. Bicara Malioboro, pasti rujukannya sastra. Malioboro menjadi ajang berekspresi para sastrawan muda di Yogyakarta.

Jalan Malioboro menjadi tempat menyambung hidup bagi 3.500 pedagang kaki lima. Setiap hari, perputaran uang bisa mencapai Rp1,75 miliar.

Malioboro kini sudah berubah. Ia tidak lagi kuno, tetapi sudah lebih milenial. Kaum muda diberi tempat untuk berekspresi, tanpa meninggalkan ciri khasnya. Malioboro juga ditata sehingga tampak lebih segar. Harapannya, Malioboro tidak ditinggalkan karena usang, kumuh, kotor, dan macet.

Perkembangan zaman dan perubahan adalah keniscayaan. Begitu pula dengan Malioboro yang harus berubah menyesuaikan zaman. Pemerintah Daerah DIY pun mulai melakukan perubahan terhadap Malioboro demi menyongsong peradaban baru.