Menuju konten utama

PT PII Jamin Asuransi Satelit 'Satria' Agar Investor Tertarik

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) menjamin asuransi proyek satelit Satria bila perintah kalau gagal bayar 18 bulan, ditambah saat terminasi.

PT PII Jamin Asuransi Satelit 'Satria' Agar Investor Tertarik
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (tengah) dan Direktur Utama PT Satelit Nusantara Tiga Adi Rahman Adiwoso (kedua kanan) menandatangani perjanjian kerjasama proyek KPBU Satelit Multifungsi disaksikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kiri), Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto (kedua kiri) dan Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) Armand Hermawan (kanan) di Museum Nasional, Jakarta, Jumat (3/5/2019). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz.

tirto.id - PT Penjaminan Infrasturktur Indonesia (PII) bakal memberikan asuransi bagi proyek Satelit multifungsi 150Gbps yang mulai dibangun pada akhir 2019.

Direktur Utama PT PII, Armand Hermawan mengatakan, penjaminan ini bernama Satria (Satelit Republik Indonesia) ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan investasi dan memenuhi syarat perbankan proyek tersebut bagi investor dan perbankan.

"Kami menjamin kalau gagal bayar 18 bulan, ditambah kalau terminasi [kontrak berakhir]," ujar dia, usai penandatanganan skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) di Museum Nasional, Jumat (3/5/2019).

Sebagaimana proyek-proyek sebelumnya, kata Armand, penjaminan yang diberikan PII untuk proyek tersebut juga dilakukan untuk memitigasi beberapa jenis risiko yang dapat timbul dari pemerintah.

Premi yang dibayarkan PII untuk proyek tersebut juga dipastikan murah dan tidak memberatkan biaya.

"Kecil banget. Kita kan penugasan yang lebih penting adalah mandatnya. Fee-nya kecil, kalau besar kan pemerintah bayar juga mahal. Yang pasti garansi ini bisa menurunkan cost of fund-nya," ungkap Armand.

Diketahui, proyek Satria ini rencananya selesai pada kuartal kedua tahun 2022, dengan rencana peluncuran di tahun yang sama, dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2023.

Proyek Satria memiliki kapasitas 150 Gbps yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) dengan frekuensi Ka-Band.

Perusahaan manufaktur satelit yakni Thales Alenia Space, menggunakan launcher dari Ariane 5 Upper/6.2 atau Falcon 9-5500. Untuk slot orbit menggunakan administrator Indonesia dari operator PSN (1460E).

Satelit ini akan melayani lebih dari 149.400 titik layanan publik yang terdiri atas sarana pendidikan, pemerintah daerah, administrasi pertahanan keamanan, dan fasilitas kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga artikel terkait SATELIT atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali