Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

PKB soal Takut Berkoalisi dengan PDIP: Khawatir Hanya Pelengkap

Jazilul sebut PKB takut berkomunikasi dengan PDIP karena partai besar dan sudah cukup ajukan calon sendiri. Khawatir hanya jadi pelengkap.

PKB soal Takut Berkoalisi dengan PDIP: Khawatir Hanya Pelengkap
Arsip Ketua Fraksi PKB MPR RI Jazilul Fawaid saat menyampaikan materi sosialisasi Empat Pilar di Universitas Pancasila, Jakarta, Selasa (14/8/2018). ANTARA FOTO/Riza Harahap

tirto.id - Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengungkapkan pihaknya takut untuk membangun koalisi dengan PDIP. Sebab, parpol besutan Megawati Soekarnoputri itu telah memenuhi ambang batas presidential threshold. Sehingga bila bergabung dikhawatirkan hanya menjadi partai pelengkap tanpa peran apa pun.

“PKB takut berkomunikasi dengan PDIP, karena partai besar dan sudah cukup. Kalau seandainya nanti bergabung hanya partai pelengkap,” kata Jazilul di Gedung DPR RI pada Senin (20/6/2022).

Jazilul juga pesimistis bila PDIP masih butuh koalisi dengan partai lainnya. Hal itu melihat jumlah kursi yang saat ini telah dimiliki PDIP.

“Mungkin saja butuh, tapi mungkin saja tidak karena sudah punya suara 20 persen," jelasnya.

Meski takut membangun koalisi dengan PDIP, namun PKB berani untuk membangun kekuatan dengan Partai Gerindra. Padahal antara Gerindra dan PDIP telah terjalin komunikasi politik sebelumnya.

Jazilul beralasan komunikasi tersebut terjalin karena pihaknya merasa setara dengan Gerindra. Sehingga saat terjadi pertemuan pada Sabtu (18/6/2022) di Kartanegara yang melakukan adalah antarketua umum yaitu Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar.

“Kami berbicara dengan Gerindra posisinya setara. Menghormati kedaulatan masing-masing. Kalau PKB punya keputusan bahwa Gus Muhaimin itu capres ya dihormati juga. Itu bentuk komprominya," ujarnya.

Bahkan Jazilul juga menegaskan bahwa dalam setiap penjajakan koalisi dengan partai manapun pihaknya akan terus memperjuangkan nama Muhaimin menjadi bakal capres.

“Mandat muktamar tetap mengusung Gus Muhaimin menjadi capres," ujarnya.

Bila Muhaimin menjadi bakal cawapres, kata dia, hal itu adalah suatu yang terpaksa dan menjadi bentuk kompromi dengan partner koalisi nanti.

“Mengenai rencana Pak Prabowo capres dan Muhaimin wapres menjadi berita, kami mendapat teguran dari teman-teman PKB. Sehingga saya menegaskan bahwa ini belum putusan. Seandainya Pak Muhaimin menjadi wapres itu hasil kompromi," terangnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Politik
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Abdul Aziz