Menuju konten utama

Perbedaan Subjek dan Objek Serta Contohnya dalam Bahasa Indonesia

Berikut adalah perbedaan subjek dan objek dalam sebuah kalimat bahasa Indonesia.

Perbedaan Subjek dan Objek Serta Contohnya dalam Bahasa Indonesia
Ilustrasi EYD. foto/IStocokphoto

tirto.id - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, kita pernah mengenal istilah subjek dan objek pada sebuah kalimat, baik lisan maupun tertulis. Secara garis besar, subjek dan objek adalah fungsi dalam kalimat yang memiliki ciri tertentu. Meski terlihat mudah, terkadang subjek dan objek sulit dibedakan. Berikut adalah perbedaan mendasar antara subjek dan objek dalam sebuah kalimat.

Subjek

Subjek (S) adalah fungsi dalam kalimat yang menjadi bagian klausa. Subjek juga merupakan pokok kalimat. Mengutip buku Kalimat (Kemdikbud, 2015), yang bisa menjabat sebagai subjek adalah kata benda (nomina), kelompok kata benda (frasa nominal), atau klausa. Cara mencari subjek bisa dilakukan dengan menerapkan kata tanya siapa atau apa.

Kata tanya siapa dipakai dalam mencari subjek berupa orang atau sesuatu yang memiliki nyawa. Sementara kata tanya apa untuk mencari subjek dalam wujud bukan orang atau sesuatu tak bernyawa. Namun, subjek umumnya berupa nomina atau frasa nominal untuk bahasa Indonesia.

Subjek dapat berupa verba (frasa verbal) atau adjektiva (frasa adjektival). Hanya saja, penggunaan subjek berupa verba atau frasa verbal hanya ada dalam ragam lisan, bukan pada ragam tulis.

Selain itu, subjek tidak dapat diawali kata depan atau preposisi. Jika diawali preposisi, subjek berubah fungsinya menjadi keterangan.

Contoh fungsi subjek dalam kalimat yaitu:

  • Ibu makan roti. (subjek = ibu)
  • Bandung pernah menjadi lautan api. (subjek = Bandung)

Objek

Berbeda dengan subjek, objek (O) adalah salah satu fungsi pada kalimat yang bergantung pada jenis predikat. Pembentuk objek umumnya berupa nomina, frasa nominal, atau klausa yang selalu muncul di sebelah kanan predikat berupa kata kerja transitif (verba transitif).

Apabila bentuk predikat bukan verba transitif, maka objek tidak muncul di kalimat. Begitu pula sebaliknya, jika predikat berupa verba transitif maka objek harus dihadirkan. Sebab, tanpa kehadiran objek, kalimat tersebut menjadi tidak gramatikal.

Kalimat tak berobjek kerap ditemui pada bahasa lisan ataupun bahasa tulis. Kalimat tak berobjek muncul karena kurangnya pemahaman pada struktur kalimat baku dalam bahasa Indonesia.

Contoh jabatan objek dalam kalimat:

  • Jaksa menghadirkan saksi. (objek = saksi)
  • Dokter memberikan resep obat. (objek = resep obat)

Baca juga artikel terkait SUBJEK atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto