Menuju konten utama

Perayaan Nyepi 2022: Makna dan Persiapan Nyepi di Bali

Selama Hari Raya Nyepi, umat Hindu menjalani Catur Brata penyepian yang dengan empat pantangan yaitu Amati Karya hingga Amati Lelanguan.

Perayaan Nyepi 2022: Makna dan Persiapan Nyepi di Bali
Umat Hindu mengikuti upacara Melasti menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1943 di Pantai Kuta, Bali, Kamis (11/3/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.

tirto.id - Hari Raya Nyepi adalah hari besar keagamaan bagi umat Hindu yang jatuh pada tahun baru Saka berdasarkan pada penanggalan atau kalender Caka. Nyepi berasal dari kata sepi, artinya di satu hari tersebut masyarakat Hindu berhenti dari semua kegiatan.

Pada 2022, perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 akan jatuh pada Kamis, (3/3/2022). Perayaan Hari Raya Nyepi 2022 akan menjadi salah satu hari libur nasional, sesuai Surat Keputusan Bersama 3 Menteri (SKB 3 Menteri) yang ditandatangani pada Rabu, 22 September 2021 lalu.

Sementara itu, dikutip dari buku Nyepi: kebangkitan, toleransi, dan kerukunan, tahun baru umat Hindu ini diyakini sebagai awal Tahun Pembaruan, yaitu terjalinnya toleransi umat beragama yang rukun.

Selama Hari Raya Nyepi, umat Hindu menjalani Catur Brata penyepian yang dengan empat pantangan yaitu Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).

Melalui Nyepi, umat Hindu, khususnya warga Bali juga akan menggelar serangkaian upacara adat. Hari Raya Nyepi juga menjadi syarat bagi umat Hindu dalam menyambut tahun baru Saka.

Sementara itu, terdapat beberapa tahapan pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang tentunya menyimpan arti masing-masing. Mulai dari upacara Melasti, Mecaru, Pengerupukan, Nyepi hingga Ngembak Geni, dan dilakukan dengan ritual-ritual yang khas. Berikut rangkaian atau tahapan pelaksanaan Hari Raya Nyepi dan maknanya.

1. Melasti

Upacara Melasti dilaksanakan sebelum Hari Raya Nyepi tiba. Segala peralatan persembahyangan atau pretima di Pura disucikan di laut atau sungai. Bagi umat Hindu, laut diyakini sebagai sumber Tirtha Amertha (Dewa Ruci, Pemuteran Mandaragiri). Melasti atau melelasti berarti menghanyutkan kotoran alam dengan air kehidupan.

2. Tawur Agung (Mecaru)

Tawur atau mecaru ialah penyucian (Bhuta Kala), membasmi segala kotoran. Upacara ini dilangsungkan di tiap-tiap rumah, desa, dan wilayah lainnya. Pelaksanaan Mecaru jatuh pada hari Tilem Sasih Kesange, satu hari sebelum Nyepi.

3. Pengerupukan

Pengerupukan bermakna mengusir para Bhuta Kala dari pekarangan rumah dan lingkungan sekitar. Upacara ini diadakan setelah Mecaru, yakni dengan menabur Nasi Tawur, mengobori sekitaran rumah, menyemburi rumah dengan Mesiu, juga membunyikan benda-benda supaya menimbulkan suara.

4. Nyepi

Hari Raya Nyepi dapat diartikan sebagai hari penyucian diri manusia dan alam. Dengan kata lain, Nyepi bertujuan untuk membuang semua kotoran dan keburukan yang lalu agar siap menghadapi rintangan di tahun yang baru. Saat Nyepi, berbagai larangan beraktivitas diberlakukan. Dengan suasana yang hening, umat Hindu dapat melakukan perenungan dengan khidmat.

5. Ngembak Geni

Tahapan akhir perayaan Hari Raya Nyepi ini dapat dimaknai sebagai ajang pengakuan dan pengikhlasan. Maksudnya, sebagai manusia, hendaknya mengakui kesalahan dan meminta atau memberikan maaf kepada sesama. Usai Nyepi, umat Hindu biasanya saling mengunjungi dan menjalankan tradisi maaf-maafan.

Perayaan Hari Raya Nyepi memberikan pemahaman akan pentingnya toleransi dalam kehidupan umat manusia. Arti Hari Raya Nyepi lekat dengan kehidupan. Melakukan perenungan diri merupakan salah satu proses untuk memperoleh kesiapan hidup di tahun yang baru.

Manusia dengan ketidakmampuannya hidup sebatang kara, perlu merefleksikan dirinya dengan cara pendekatan rohani. Tak lupa juga memohon kehidupan yang rukun dan damai. Hal itu dapat ditempuh melalui perayaan Nyepi, tentunya dengan niat yang erat dan keikhlasan.

Persiapan perayaan Hari Raya Nyepi di Bali

Jelang perayaan Nyepi 2022, Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana mengatakan layanan data seluler dan IPTV di daerah setempat akan dimatikan pada saat Hari Nyepi Tahun Saka 1944, yang jatuh pada 3 Maret 2022.

"Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, provider yang melayani data seluler dan IPTV di wilayah Provinsi Bali dan sekitarnya akan mematikan data seluler dan IPTV," kata Gede Pramana di Denpasar, seperti dilansir dari Antara.

Layanan data seluler dan IPTV (Internet Protocol Television) akan dimatikan pada 3 Maret 2022 mulai pukul 06.00 Wita hingga 4 Maret 2022 pukul 06.00 Wita.

Menurutnya, hal ini sudah diperkuat dengan SE Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 2 Tahun 2022 serta Surat Seruan Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Bali Tahun 2022.

"Ini artinya layanan data seluler di HP akan dimatikan, namun pada objek vital dan untuk kepentingan umum lainnya masih tetap berjalan," ujarnya.

Objek vital yang dimaksud adalah layanan rumah sakit, kantor kepolisian, militer, BPBD, BMKG, BASARNAS, bandara, pemadam kebakaran dan lainnya yang sejenis, tetap beroperasi.

Ia menambahkan, layanan telepon, SMS dan internet fiber optik tetap dapat digunakan selama Hari Nyepi. Menurutnya, itu bertujuan untuk memudahkan masyarakat jika saat Nyepi berlangsung perlu mendapatkan pelayanan yang dibutuhkan.

"Sebelum melakukan penghentian, pemerintah akan menyosialisasikan kepada masyarakat Bali melalui SMS. Kami akan mengirim SMS kepada masyarakat yang tinggal di wilayah Bali, sebelum perayaan Nyepi, sehingga masyarakat bisa melakukan persiapan," ucapnya.

Sementara itu, selain layanan data seluler dan IPTV, jelang Hari Raya Nyepi, sarana penarikan tunai dan kegiatan transaksi lainnya di Bali dengan menggunakan mesin ATM, secara bertahap juga akan dinon-aktifkan mulai 2 Maret 2022 pukul 12.00 WITA.

"Layanan anjungan tunai mandiri (ATM) akan kembali beroperasi normal mulai 4 Maret 2022 pada pukul 06.00 Wita," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, seperti dilansir dari Antara.

Namun, untuk layanan perbankan yang berbasis elektronik atau digital seperti mobile banking tetap beroperasi seperti biasanya sepanjang ditunjang dengan sarana jaringan komunikasi atau internet.

Selain itu, untuk memperingati kesucian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dan perbankan se-Provinsi Bali juga melakukan penyesuaian waktu layanan operasional.

KPwBI Provinsi Bali tidak melakukan kegiatan operasional dari 2-4 Maret 2022, sehingga layanan penarikan dan penyetoran kas perbankan, serta kegiatan pertukaran warkat debet (cek/bilyet giro) ditiadakan.

Selanjutnya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali akan kembali membuka layanan seperti biasanya pada 7 Maret 2022.

Baca juga artikel terkait NYEPI 2022 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya