tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan penambahan 16 proyek strategis nasional (PSN) baru pada 2024. Proyek yang diprioritaskan untuk dibangun pada tahun ini diketahui tidak menggunakan anggaran yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penyediaan pembiayaan proyek strategis nantinya menggunakan creative financing, percepatan perizinan dan memfasilitasi lahan agar pembangunan berjalan lebih cepat.
"Presiden mengarahkan untuk penyesuaian daftar PSN yang dapat diselesaikan di tahun ini. PSN yang dilanjutkan di periode berikut adalah PSN yang tidak membutuhkan APBN," ucap Airlangga saat konferensi pers acara Rakernas Percepatan dan Pra-Evaluasi PSN di Jakarta, Selasa (14/5/2024).
Secara kumulatif, Airlangga juga mencatat dari 198 proyek telah selesai, 32 proyek dan 10 program beroperasi sebagian, serta 44 proyek dan 3 program dalam tahap konstruksi. Hingga saat ini, estimasi realisasi investasi yang diselesaikan dari PSN sebesar Rp1.614 triliun dan berhasil menyerap tenaga kerja mencapai 2,71 juta orang.
"Dari 41 PSN (di tahun ini), Rp554 triliun diharapkan selesai di 2024 dan kemudian dalam rangka pembangunan critical minerals itu terdapat 16 proyek dengan nilai investasi sebesar Rp248,75 triliun," ucapnya.
Rincian dari 16 proyek strategis baru di tahun ini berupa output smelter mineral, di mana terdiri dari hilirisasi smelter nikel 2.570.630 FeNi, smelter tembaga 680.000 Katoda, smelter bauksit 3.000.000 SGA, dan pasir besi 1.600.000 Pig Iron.
Nantinya, 16 PSN baru diproyeksikan menjadi penyanggah perekonomian baru di wilayah pembangunan terkait. Secara khusus, tercatat dampak nasional dari pembangunan PSN adalah nilai investasi yang masuk ke Tanah Air menembus Rp3.344 triliun berefek ke perekonomian secara menyeluruh.
Selain itu, rasio kemandirian wilayah berdasarkan pendapatan asli daerah (PAD) dan tax ratio dilaporkan mengalami peningkatan dengan adanya pembangunan dan beroperasinya PSN di wilayah terkait.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Anggun P Situmorang
