Menuju konten utama

Olimpiade Jadi 2021, Pelatih Ganda Putra PBSI Buat Program Khusus

Tim pelatih PBSI menyiapkan program khusus untuk skuad ganda putra Indonesia setelah jadwal Olimpiade Tokyo diundur menjadi 2021 karena pandemi virus corona.

Olimpiade Jadi 2021, Pelatih Ganda Putra PBSI Buat Program Khusus
Pebulu tangkis ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya Sukamuljo dan rekannya Marcus Fernaldi Gideon mengembalikan kok ke arah lawannya asal Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik dalam pertandingan babak final Badminton Asia Team Championships (BATC) 2020 di Rizal Memorial Coliseum, Manila, Filipina, Minggu (16/2/2020). ANTARA FOTO/Humas PBSI/Nafi/APP/foc.

tirto.id - Kepala pelatih ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, bakal menyiapkan program khusus demi menghadapi jadwal baru Olimpiade Tokyo 2020 yang mundur akibat pandemi Corona (COVID-19).

Ajang multi event olahraga empat tahunan yang seharusnya dihelat pada tahun ini akhirnya harus ditunda sampai tahun depan, yakni 23 Juli – 8 Agustus 2021.

"Akan ada susunan program baru, khususnya untuk Hendra/Ahsan yang sudah senior, semakin bertambah usia kan stamina semakin menurun, ini yang harus dijaga,” jelas Herry, dikutip dari laman PBSI, Rabu (1/4/2020).

“Program khusus ada, tapi sekarang belum bisa dibicarakan karena masih terkendala libur karena wabah Corona," imbuhnya.

Sejatinya saat ini tim ganda putra Indonesia mempunyai 3 pasang wakil yang mampu menembus jajaran 10 besar dunia.

Mereka adalah: Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo (peringkat-1), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (peringkat-2), dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (peringkat-6).

Tim pelatih sebenarnya telah menyiapkan para atletnya untuk mencapai puncak performa pada bulan Juli nanti. Namun, menyusul penundaan Olimpiade hingga tahun depan, mereka harus kembali mengatur program baru bagi para pemainnya.

"Kalau dilihat dari performa, memang dua ganda putra, Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan sedang di peak performance. Mereka ada di rangking satu dan dua dunia, dan ini sangat menguntungkan untuk pengundian di Olimpiade," ujar Herry.

"Memang sudah disiapkan untuk peak-nya di bulan Juli ini, tapi keadaannya seperti ini. Saya rasa (keputusan Olimpiade ditunda) kan demi kebaikan bersama," tambah Herry.

Herry menambahkan, periode panjang persiapan Olimpiade pun dimanfaatkan untuk mengevaluasi tim ganda putra Merah Putih.

Misalnya, Marcus/Kevin masih kewalahan tiap kali berjumpa pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe. Terakhir kali, duo Minions takluk di final All England Open 2020.

Tak hanya Minions, di ajang All England pertengahan bulan lalu Endo/Watanabe juga sanggup mengandaskan Ahsan/Hendra di semifinal.

"Namanya di pertandingan, banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara. Tim kami harus latihan lagi, banyak evaluasi, memang kemarin kalah tapi harus dilihat bagaimana kalahnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran," kata Herry.

"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita. Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," dia menambahkan.

Baca juga artikel terkait OLIMPIADE atau tulisan lainnya dari Oryza Aditama

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Oryza Aditama
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Addi M Idhom