Menuju konten utama

Nusron Wahid Minta Imam Masjid Doakan Ahok-Djarot Menang

Politisi Partai Golkar Nusron Wahid mengajak imam masjid dan ustadzah majelis taklim se-Jakarta Timur untuk mendoakan agar pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat menang di Pikada DKI putaran kedua.

Nusron Wahid Minta Imam Masjid Doakan Ahok-Djarot Menang
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat tiba di gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/2). Kedatangan Nusron tersebut untuk mendiskusikan perbaikan tata kelola tenaga kerja Indonesia (TKI) dengan KPK. ANTARA FOTO/Reno Esnir.

tirto.id - Politisi Partai Golkar Nusron Wahid mengajak imam masjid dan ustadzah majelis taklim se-Jakarta Timur untuk mendoakan agar pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat menang di Pikada DKI putaran kedua.

"Mari kita bersama-sama doakan jago saya, agar menang di Pilgub putaran kedua," kata Nusron dalam Istighosah Insaniyah di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).

RelaNU merupakan salah satu relawan pendukung pasangan Ahok-Djarot dari kalangan nahdliyyin.

Tidak hanya itu, Nusron juga berikan arahan kepada mereka untuk menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basariyah. Menurutnya, menjaga ukhuwah islamiyah dan ukhuwah basariyah merupakan bagian dari syarat untuk menjadi muslim ahlussunnah wal jamaah.

"Dalam hadis riwayat Ibnu Umar, syarat nomor 7 untuk menjadi ahlussunnah wal jamaah adalah tidak mengkafirkan ahlul kiblat yang lain. Untuk itu, harus menjaga ukhuwah Islamiyah," kata Nusron kepada para imam masjid dan ustazah Se-Jakarta Timur, di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).

Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Umum PP GP Ansor itu juga mengimbau agar para imam masjid dan ustazah dalam momen Pilkada DKI Jakarta untuk turut serta menyampaikan pada jamaah agar tidak perlu takut dianggap kafir dalam memilih salah satu pemimpin tertentu.

"Surga itu luas. Kalau yang memilih salah satu pemimpin disebut kafir, sisanya buat siapa?", tegas Nusron.

Selain itu, Nusron juga menegaskan bahwa dalam memilih pemimpin yang mesti dikedepankan adalah yang memiliki sifat adil dan mampu menciptakan kemaslahatan.

"Kata Ibnu Taimiyyah, memilih pemimpin itu yang utama adalah adil. Kalau ada muslim yang adil, bagus. Kalau ada muslim belum terbukti adil, ya yang terbukti adil saja," kata Nusron. "Jadi, intinya yang adil dan maslahat," imbuhnya.

Pernyataan Nusron tersebut disepakati oleh KH Ahmad Djauhari, Katib PWNU DKI Jakarta sekaligus Korwil imam masjid NU di DKI Jakarta. Menurutnya, pemimpin mestilah yang memihak pada kepentingan muslim. Bukan hanya yang seolah-olah paling muslim.

"Kami sepakat pilih pemimpin yang menyejahterakan imam masjid," kata Djauhari, di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).

Menurutnya, Ahok-Djarot adalah sosok pemimpin yang jelas telah berkomitmen untuk menyejahterakan imam masjid dan marbot dengan menggaji dan memberangkatkan umroh mereka.

Hadir juga dalam kesempatan itu, Ahmad Gozali Harahap, Ketua DPW PPP DKI Jakarta. Pengganti H. Lulung tersebut menyatakan, pihaknya mendukung penuh pasangan Basuki-Djarot. "Sesuai dengan keputusan DPP, kami dukung penuh Pak Basuki dan Pak Djarot," kata Gozali seusai Istighotsah Insaniyah, di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).

Selanjutnya, senada dengan Nusron dan Djauhari, Gozali juga menyatakan Basuki-Djarot merupakan pemimpin yang benar-benar memperhatikan imam masjid.

"Saya sudah konfirmasi dengan Pak Ahok, beliau siap memajukan imam masjid," kata Gozali di Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (26/3/2017).

Sebelumnya, RelaNU pernah mengadakan istighosah serupa, Minggu (5/2/2017). Namun, istighosah tersebut mendapatkan kecaman dari pengurus PWNU DKI Jakarta karena mencatut logo NU.

"Acara itu tanpa sepengetahuan dan tidak ada sangkut pautnya dengan PWNU DKI Jakarta," kata Rais Syuriah PWNU DKI Jakarta Mahfudz Asirun, Senin (6/2/2017).

Baca juga artikel terkait AHOK-DJAROT atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri