Menuju konten utama

Menumbuhkan Generasi Bangsa lewat Program SabangMerauke

Program SabangMerauke berjalan sejak 2013 demi menanamkan nilai-nilai toleransi, kebhinekaan, dan cinta tanah air.

Menumbuhkan Generasi Bangsa lewat Program SabangMerauke
Farewell Dinner Sabang Merauke 2024. tirto.id/Dwi Ayuningtyas

tirto.id - “Indika foundation mengawal dan menumbuhkan generasi bangsa.”

Ungkapan terima kasih dan kalimat penutup dari Mita peserta Kakak Sabang Merauke (KSM) yang merupakan mahasiswa dengan latar belakang suku batak.

Setiap tahun, program pertukaran pelajar SabangMerauke yang berkolaborasi dengan Indika Foundation berhasil menyatukan keberagaman Indonesia dalam sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Program yang telah berjalan sejak 2013, tidak hanya mempertemukan pelajar dari Sabang hingga Merauke, tetapi juga menanamkan nilai-nilai toleransi, kebhinekaan, dan cinta tanah air.

Managing Director Indika Foundation sekaligus inisiator program SabangMerauke, Ayu Kartika Dewi, percaya bahwa toleransi tidak bisa hanya diajarkan, tetapi harus dialami dan dirasakan.

"Dari situ kami membuat program SabangMerauke. Nilai-nilai yang ingin diajarkan adalah toleransi, keindonesiaan, pendidikan, dan kebudayaan," ungkap Ayu dalam acara Farewell Dinner SabangMerauke 2024 pada Minggu (14/7/2024).

Ayu menjelaskan program ini menggunakan 12 nilai dasar perdamaian dari Peace Generation sebagai kurikulum utamanya. Nilai-nilai yang dianut mencakup penerimaan atas diri sendiri, tidak berprasangka, memahami perbedaan suku, ras, agama, status sosial, hingga cara mengatasi konflik.

Lebih lanjut, Ayu menambahkan bahwa tujuan utama dari program SabangMerauke adalah agar pihak-pihak yang berpartisipasi memiliki kemauan untuk melindungi keberagaman. Tidak sekedar menerima dan menghargai kehadirannya.

“Jika terdapat konflik, kami berharap nantinya mereka berani untuk melindungi keberagaman. Berani speak up dan bertindak,” jelas Ayu.

Program ini dirancang dengan tiga pilar utama: Adik SabangMerauke (ASM), Kakak SabangMerauke (KSM), dan Famili SabangMerauke (FSM).

ASM dipilih karena ketertarikan mereka terhadap keberagaman dan aktif dalam berbagai kegiatan. Mereka didampingi oleh KSM, yang umumnya siswa SMA atau mahasiswa, selama kegiatan berlangsung. Selama program, mereka tinggal bersama FSM yang memiliki latar belakang suku dan agama yang berbeda.

Salah satu KSM, Septiap Andre Kuntoro, mahasiwa asal tegal yang akrab dipanggil Nyonyo menyampaikan bahwa dirinya sangat bersyukur mampu menjadi bagian dalam program ini dan bertemu dengan teman-teman yang berbeda latar belakang.

Nyonyo mengetahui kegiatan ini melalui media sosial dan dirinya memutuskan mendaftar karena sangat terinspirasi oleh semangat dan misi program untuk menyatukan keberagaman.

Sama halnya dengan Nyonyo, pasangan suami istri, Lidya Aritha dan Nataniel Mangunsong, juga tertarik menjadi FSM karena misi dari kegiatan tersebut, Menurut mereka sangat bermanfaat dan memberi impact yang baik untuk sekitarnya.

"Programnya bagus, misinya bagus. Misi toleransi tidak banyak yang mengangkat. Kami merasa penting untuk mengajarkan dan merasakan langsung nilai-nilai tersebut," kata Lidya.

Lidya dan Niel, pertama kali bergabung menjadi FSM di tahun 2014 berdasarkan informasi dari teman dekatnya. Setelah beberapa tahun absen akibat pandemic, mereka memutuskan untuk kembali bergabung pada 2024.

 Farewell Dinner Sabang Merauke

Farewell Dinner Sabang Merauke 2024. tirto.id/Dwi Ayuningtyas

Pengalaman ini tidak hanya berdampak positif pada anak-anak yang mereka asuh, tetapi juga pada anak-anak mereka sendiri. Bahkan keinginan untuk kembali bergabung program ini datang dari anak-anak mereka.

"Anak saya lebih supel, considerate, wise, dan humble," ungkapnya.

Setelah lebih dari satu dekade, setidaknya sudah ada lebih dari 600 peserta dan 6.000 sukarelawan yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Ayu menyampaikan program ini akan terus dilanjutkan karena dirinya dampak positif yang cukup signifikan dari peserta dan sukarelawan yang ikut serta.

Program SabangMerauke adalah bukti nyata bahwa generasi muda Indonesia mampu menjembatani perbedaan dan membangun persatuan yang kokoh. Dengan semangat kebersamaan dan toleransi, masa depan Indonesia yang harmonis dan maju semakin nyata.

Baca juga artikel terkait LATEST NEWS atau tulisan lainnya dari Tim Media Service

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Tim Media Service