tirto.id - Indonesia dipercaya memegang posisi keketuaan (presidensi) KTT G20 tahun 2022, yang rencananya akan digelar di Bali. Mengenai digelarnya acara tersebut Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut beberapa manfaat yang akan didapatkan Indonesia dari gelaran tersebut.
"Presidensi Indonesia akan menyelenggarakan kurang lebih 150 pertemuan di berbagai kota di Indonesia. Apa artinya? Ini potensi yang sangat baik karena akan membuka 3.000 lapangan pekerjaan, dan meningkatkan konsumsi domestik sebesar USD119,2 juta. Hal ini akan berkontribusi pada PDB Indonesia sebesar USD533 juta," jelas Sri Mulyani, Jumat (12/11/2021).
Sri Mulyani menjelaskan G20 merupakan forum yang merepresentasikan 80% ekonomi dunia, 75% volume perdagangan internasional, dan 60% dari populasi dunia. Dengan demikian, G20 yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa memiliki peran strategis dan signifikan dalam menentukan perkembangan perekonomian dunia.
Selain itu, G20 juga menjadi forum internasional yang berperan penting dalam menyusun standar, prinsip, dan panduan kebijakan untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi di dunia.
Ia menjelaskan, sebagai tuan rumah Presidensi G20 2022, Indonesia akan mengangkat isu pemulihan ekonomi yang tidak seimbang di dunia sebagai salah satu topik utama.
Hal ini merepresentasikan global leadeship dari Indonesia untuk menyuarakan kepentingan negara berpenghasilan rendah dan negara berkembang, termasuk Indonesia, dalam tataran dunia.
"Presidensi G20 ini juga dapat menjadi forum bagi Indonesia untuk menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi dan melakukan reformasi struktural untuk membangun pondasi ekonomi yang lebih kuat dan baik," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Bayu Septianto