Menuju konten utama

Manajemen Lama Jiwasraya Jual Obligasi & Beli Saham Gorengan

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan manajemen lama pernah memindahkan aset finansial dari obligasi pemerintah ke instrumen investasi saham dan reksa dana.

Manajemen Lama Jiwasraya Jual Obligasi & Beli Saham Gorengan
Dirut Jiwasraya Hexana Tri Sasongko, Jumat (27/12/2019). tirto.id/Hendra Friana

tirto.id - Manajemen lama Jiwasraya ternyata pernah memindahkan aset finansialnya dari obligasi pemerintah ke instrumen investasi saham dan reksa dana.

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mengejar return yang lebih besar untuk pembayaran polis jatuh tempo nasabah yang return-nya sangat tinggi.

Meski demikian, ia tak menyebut berapa besar nilai obligasi pemerintah yang dijual dan dipindahkan ke instrumen saham dan reksa dana.

"Itu dilakukan pada 2014, 2015 sampai 2017. Dari investasi high quality ke investasi low quality," kata Hexana di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (27/12/2019).

Berdasarkan catatan Tirto, Jiwasraya memang banyak membeli saham-saham lapis tiga sepanjang kepengurusan Hendrisman Rahim—Dirut Jiwasraya sebelumnya.

Beberapa di antaranya adalah PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), PT Pool Advista Finance Tbk (POLA), PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR), PT dan Capitalic Investment (MSN).

Ada pula dana yang ditempatkan pada saham PT Semen Baturaja (SMBR) PT PP Properti (PPRO), Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), dan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).

Saham lapis tiga sering disebut sebagai junk stocks atau small-cap stocks. Mereka memiliki volatilitas harga yang sangat tinggi dan sering menjadi incaran para spekulan.

Harganya juga terhitung murah jika dibandingkan saham lapis satu dan dua. Meski demikian, perubahan harga saham-saham itu sangat cepat dan memiliki risiko sangat tinggi.

Hexana menjelaskan, harga aset finansial Jiwasraya pada instrumen saham ambles dari Rp5,7 triliun pada 30 September 2017, kini menjadi Rp1,4 triliun per Desember 2019.

Tergerusnya aset finansial Jiwasraya pada portofolio saham dan reksa dana itu, kata dia, disebabkan lemahnya prinsip kehati-hatian manajemen lama dalam berinvestasi.

Di samping saham, Jiwasraya juga memiliki aset finansial pada reksa dana yang juga berisiko tinggi. Totalnya mencapai 59,1 persen atau Rp14,9 triliun pada September 2017.

Kini, aset finansial Jiwasraya yang dikelola sejumlah manajemen investasi itu hanya tinggal Rp4 triliun. "Dari total Rp14,9 triliun, yang dikelola top tier manajemen investasi cuma 2 persen," pungkas Hexana.

Baca juga artikel terkait JIWASRAYA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Abdul Aziz