Menuju konten utama

Lebaran 2017, Menhub Tambah Jam Operasional di Tiga Bandara

Untuk mengurangi kepadatan angkutan lebaran di Jakarta, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menambah jam operasional di tiga bandara, yaitu bandara di Yogyakarta, Solo dan Semarang.

Lebaran 2017, Menhub Tambah Jam Operasional di Tiga Bandara
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) didampingi Dirjen Perhubungan Laut Tonny Budiono memberikan keterangan pers mengenai terbakarnya kapal motor Zahro Express di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Minggu (1/1). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan menambah jam operasional di tiga bandara, yaitu bandara di Yogyakarta, Solo dan Semarang untuk mengurangi kepadatan angkutan lebaran di Jakarta.

"Saya lihat tadi Yogyakarta mempunyai tambahan 54 'slot' karena penambahan jam operasional bandara yaitu satu jam 'slot' pagi hari yang tadinya pukul 06.00 menjadi pukul 05.00 dan tiga jam slot malam hari dari pukul 21.00 sampai pukul 24.00", kata Menhub Budi.

Selain itu, pada saat lebaran slot yang dipakai untuk kegiatan militer (angkatan udara) kosong, kata Menhub dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/4/2017), seperti dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan penambahan jam operasional serta slot tersebut bertujuan untuk mengurangi kepadatan angkutan lebaran di Jakarta.

"Kita tahu Jawa Tengah terutama Yogyakarta, Solo dan Semarang merupakan daerah tujuan utama untuk mudik. Saya coba mengkaji Yogyakarta sebagai titik mudik saudara kita dari Jakarta, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kalau ada pergerakan-pergerakan dari Sumatera, Kalimantan yang selama ini harus ke Jakarta dahulu, bisa langsung diarahkan ke sini (Yogyakarta) jadi Jakarta tidak penuh," ujarnya.

Menurut dia, dengan memanfaatkan penambahan slot akan memaksimalkan jumlah penumpang pada moda transportasi udara untuk lebaran tahun 2017.

"Perhitungannya kita bisa menampung 6.000 sampai dengan 9.000 orang. Ini membantu manajemen mudik kita. Jadi kalo Jakarta penuh, mungkin yang dari Pontianak, Balikpapan, Banjarmasin, Palembang bisa langsung, tidak usah lewat Jakarta," ucapnya.

Sejalan dengan hal tersebut, Budi meminta Dirjen Perhubungan Udara serta Angkasa Pura 1 untuk mendiskusikan terkait pemanfaatan slot oleh maskapai dalam menunjang arus angkutan lebaran 2017.

Sementara itu operator Bandara Adisutjipto juga telah melakukan sejumlah perbaikan dan penambahan prasarana dan fasilitas dalam meningkatkan pelayanan terutama menjelang Lebaran 2017.

Penambahan sejumlah fasilitas terminal diantaranya pusat informasi turis, restoran, ATM, klinik, mobil jemputan ke Terminal A dan Terminal B, maupun ruang menyusui.

Dia juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah fasilitas di Bandara Adisutjipto didampingi oleh GM Angkasa Pura I Agus Pandu dan GM Airnav Nono Sunariyadi.

"Walaupun nantinya bandara (Adisutjipto) akan pindah ke Kulonprogo tapi untuk meningkatkan pelayanan di Bandara Adisutjipto dibuat ruang yang bisa mengatur apron lebih bagus, manuver untuk ke landasan pacu yang diharapkan aktivitas dari Apron meningkat, termasuk pembangunan 'travelator' untuk menghubungkan terminal 1 dan 2," tuturnya.

Selain itu untuk menunjang konektivitas, terdapat beberapa pilihan moda transportasi lanjutan di Bandara Adisutjipto yaitu kereta api Prameks yang dengan tujuan Yogyakarta-Kutoarjo maupun Klaten-Solobalapan.

Jalur darat dengan bus TransJogja untuk wilayah kota Yogyakarta serta bus Damri dari Bandara Adisutjipto ke Magelang, Purworejo dan Kebumen, taksi maupun sewa kendaraan.

Dia menambahkan terdapat pilihan moda transportasi selain angkutan udara yaitu kapal ro-ro yang menghubungkan Panjang-Jakarta, Jakarta-Semarang-Surabaya-Padangbai sampai dengan Lombok.

"Kapal ro-ro merupakan moda angkutan yang kita harapkan dapat menjadi substitusi bagi mereka yang mau ke daerah Semarang atau Surabaya dengan naik motor atau mobil, atau truk yang akan mengangkut komoditas," katanya.

Baca juga artikel terkait MUDIK LEBARAN 2017 atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri