Menuju konten utama

Kumpulan Puisi Imlek 2023, Soal Doa & Harapan di Tahun Baru

Contoh puisi Imlek untuk perayaan Tahun Baru Cina 2574 Kongzili yang jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023.

Kumpulan Puisi Imlek 2023, Soal Doa & Harapan di Tahun Baru
Seorang penganut Konghucu bersembahyang di Vihara Tri Dharma Dwi Dharma Bhakti, di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (24/1/2020). ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/pd.

tirto.id - Perayaan Imlek 2023 atau 2574 Kongzili jatuh pada Minggu, 22 Januari 2023. Terdapat banyak contoh puisi Imlek 2023 yang dapat dilihat. Terkadang, puisi ini juga turut dinyanyikan dalam peringatan.

Imlek pada dasarnya merupakan peringatan tahun baru untuk masyarakat Tionghoa. Menurut ungkapan situs The World of Chinese, mereka akan terjaga sepanjang malam untuk menyambut tahun baru.

Malam tahun baru ini disebut sebagai chúxī, sementara tradisi bangun di malam itu dikenal sebagai shǒusuì.

Secara sederhana, Imlek diadakan pada hari pertama penanggalan Tionghoa.

Khususnya di Indonesia, ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan untuk memperingatinya. Selain pembagian angpao, ada juga tradisi seperti mandi bersama di Sumur 7 Lubang (Depok), Perang Air Ciancui (Riau), dan masih banyak lagi.

Kumpulan Puisi untuk Merayakan Imlek 2023

Puisi untuk merayakan Imlek 2023 terkadang membahas soal harapan tahun baru.

Berikut beberapa contoh puisi Imlek 2023 dengan tema tersebut yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lengkap dengan judul dan nama penulisnya.

1. Tahun Baru Imlek Jiawu 1714

Penulis: Kong Shangren (Sumber: The World of Chinese)

Despite thinning white hair,

(Meskipun rambut putih menipis)

I stayed up for a night to feast on New Year’s Eve.

(Saya begadang selama satu malam untuk berpesta di Malam Tahun Baru)

The burning candle urges me to drink up;

(Lilin yang menyala mendesak saya untuk minum)

I emptied my pocket, giving children coins for good luck.

(Saya mengosongkan saku saya, memberi anak-anak koin untuk keberuntungan)

Hearing the noise of firecrackers, I’m cheerful like a child;

(Mendengar suara petasan, saya ceria seperti anak kecil)

Seeing new spring couplets hang, I sense closure of the old year.

(Melihat kuplet musim semi yang baru digantung, saya merasakan penutupan tahun yang lama)

Listening to the “Plum Blossom” tune one more time;

(Mendengarkan lagu “Bunga Plum” sekali lagi)

Soon, the day breaks and people greet one another with laughter.

(Segera, hari berganti dan orang-orang saling menyapa dengan tawa)

2. New Year’s Day

Penulis: Wang Anshi (Sumber: China Educational Tours)

The New Year is coming amid the sound of firecracker,

(Tahun Baru akan datang di tengah suara petasan)

The spring breeze has wafted the warm breath with Tusu wine.

(Semilir angin musim semi telah mengembuskan napas hangat dengan arak Tusu)

While the rising sun shines thousands of houses,

(Sementara matahari terbit menyinari ribuan rumah)

New peach wood charms replace the old ones.

(Pesona kayu persik baru menggantikan yang lama)

3. New Year’s Day for the Farmer Family

Penulis: Meng Haoran (Sumber: China Educational Tours)

The old year passed with the handle of the Big Dipper turning toward east yesterday, and Today is a new start,

(Tahun lama berlalu dengan pegangan Biduk mengarah ke timur kemarin, dan Hari ini adalah awal yang baru)

Though I am not an official even in my 40’s, I still worry about farming.

(Meskipun saya bukan pejabat bahkan di usia 40-an, saya masih khawatir tentang pertanian)

Work as a farmer in the field of mulberry trees along with buffalo boy.

(Bekerja sebagai petani di ladang pohon murbei bersama anak kerbau)

People divine by zodiac that it will be a bumper harvest this year.

(Orang-orang meramal berdasarkan zodiak bahwa ini akan menjadi panen raya tahun ini)

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Yulaika Ramadhani