Menuju konten utama

Kucumbu Tubuh Indahku dan Penghargaan yang Didapat Sebelum ke Oscar

Kucumbu Tubuh Indahku telah mendapat penghargaan di Indonesia dan internasional, sebelum berlaga di Oscar 2020.

Kucumbu Tubuh Indahku dan Penghargaan yang Didapat Sebelum ke Oscar
Poster film Kucumbu Tubuh Indahku. instagram/fourcoloursfilms

tirto.id - Kucumbu Tubuh Indahku (Memories of My Body) yang digarap Garin Nugroho dipilih Komite Oscar 2020 Indonesia untuk mewakili Tanah Air dalam ajang Academy Awards (Piala Oscar) 2020 kategori Best International Feature Film Award yang sebelumnya bernama Best Foreign Language Film.

Sebelum maju ke Oscar, Kucumbu Tubuh Indahku telah berjaya di Tanah Air dan internasional. Beberapa penghargaan yang didapatkan film ini yaitu sebagai berikut.

  1. Bisato D’oro Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018)
  2. Best Film pada Festival Des 3 Continents (Perancis, 2018)
  3. Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards (Australia, 2018)
  4. Film Pilihan Tempo di Festival Film Tempo 2018
  5. Sutradara pilihan Tempo Festival Film Tempo 2018.
Kucumbu Tubuh Indahku menceritakan kisah tentang perjalanan hidup seorang penari bernama Juno (Muhammad Khan) yang adaptasi dari kisah perjalanan hidup penari Rianto. Sejak Juno kecil, dia terpaksa harus hidup sendiri sejak ayahnya meninggalkannya akibat kekerasaan yang dialami.

Di tengah kesendiriannya, Juno akhirnya bergabung dengan sanggar tari Lengger. Trauma dialami Juno pertama kali ketika ia melihat konflik guru tari lengger senior di desanya. Sejak itu, Juno harus hidup berpindah pindah dari satu desa ke desa lain.

Seiring dengan perjalanannya menjadi dewasa, Juno mendapat perhatian dan kasih sayang dari guru tarinya, bibinya seorang penjual ayam, pamannya seorang penjahit, seorang petinju, dan seorang Warok. Semua pengalaman yang dilalui membuat Juno memiliki sebuah perjalanan yang membawanya menemukan keindahan hidup.

“Pilihan yang mengejutkan dan berani, karena tema ini sensitif, namun juga menunjukkan penghormatan juri pada nilai cultural diversity, yakni tiap manusia berhak hidup dalam keberagaman yang damai tanpa kekerasan, diskriminasi dan persekusi," ujar Garin Nugroho, sebagaimana dikutip keterangan pers yang diterima Tirto, Rabu (18/9/2019).

Saat diputar di bioskop-bioskop Indonesia, film Kucumbu Tubuh Indahku sempat diberi petisi dan diboikot karena dianggap mengampanyekan LGBT sehingga membuat peredaran film dicekal di Kota Depok, Kubu Raya dan Pontianak.

"Semoga dipilihnya film ini akan berdampak pada peningkatan kebebasan berekspresi untuk perfilman di Indonesia. Dan akan membuka mata untuk orang-orang atau kelompok yang menentang diputarnya film ini di negerinya sendiri. Sudah seharusnya Indonesia menjunjung tinggi keberagaman untuk menjadi bangsa yang lebih baik," ujar ungkap Ifa Isfansyah, produser Kucumbu Tubuh Indahku.

Narina Saraswati dari Fourcolours Films, rumah produksi Kucumbu Tubuh Indahku menyebutkan dalam keterangan persnya, pemutaran film Kucumbu Tubuh Indahku di Balikpapan dan Semarang juga didatangi ormas yang mengatasnamakan ormas Islam.

"Hal tersebut dilakukan bahkan tanpa menonton karya filmnya secara utuh. Padahal film tersebut diproduksi dan diedarkan sudah melalui prosedur hukum yang berlaku di Indonesia. Sangat ironis jika film yang mewakili dan mengharumkan nama Indonesia, bahkan dipilih oleh UNESCO sebagai film yang mewakili keberagaman kebudayaan justru tidak diterima di negerinya sendiri," tulis Fourcolours Films.

Baca juga artikel terkait PIALA OSCAR 2020 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Film
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH