Menuju konten utama

Kisah Jenderal Wismoyo Arismunandar dengan Soeharto, SBY & Prabowo

Wismoyo Arismunandar meninggal dunia hari ini. Berikut kisah kedekatannya dengan Soeharto, Prabowo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kisah Jenderal Wismoyo Arismunandar dengan Soeharto, SBY & Prabowo
Jenderal TNI Wismoyo Arismunandar. FOTO/wikipedia

tirto.id - Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar baru saja meninggal dunia pada hari ini, Kamis, 28 Januari 2021. Kabar duka itu disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Nefra Firdaus.

"Innalillahi Wa Innailaihi Raaji’uun. Kami menyampaikan berita dukacita. Telah meninggal dunia Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar pada jam 04.29 di RS Pondok Indah karena sakit," kata Nefra, seperti dikutip Antara.

Semasa hidup, setidaknya ada beberapa hal yang melekat pada diri Wismoyo Arismunandar. Pertama, ia adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), sebuah jabatan yang memungkinkan seorang perwira menjadi Panglima TNI.

Kedua, ia ipar dari Presiden ke-2 RI, Soeharto. Sebagaimana diketahui, Wismoyo menikahi Datit Siti Hardjanti, adik dari Tien Soeharto. Ketiga, ia pernah menjadi pengawal Presiden Soeharto.

Profil Jenderal Wismoyo Arismunandar

Wismoyo Arismunandar lahir di Bondowoso, Jawa Timur, pada tanggal 10 Februari 1940. Ia meniti karier di dunia militer usai lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN), kini Akmil, pada tahun 1963. Ia satu angkatan dengan Sintong Panjaitan. Mereka berdua pernah ditugaskan ke Sulawesi Selatan dalam operasi penumpasan Kahar Muzakar.

Sebagaimana dikutip dari buku Feisal Tanjung, Terbaik untuk Rakyat Terbaik bagi ABRI (1999:189) oleh Solemanto, pada tahun 1965, Wismoyo dan Sintong pun menjadi komandan peleton dalam kompi yang dipimpin Feisal Tanjung.

Di awal kariernya, sebagaimana dicatat Terence Lee dalam Defect Or Defend: Military Responses to Popular Protests in Authoritarian Asia (2015:130), Wismoyo Arismunandar sempat menjadi pengawal Presiden Soeharto selama tiga tahun. Ketika menjadi pengawal Soeharto, ia menikahi Datit Siti Hardjanti, adik Tien Soeharto.

Sejak Agustus 1990 sampai Juli 1992, Wismoyo memegang jabatan sebagai Pangkostrad. Lalu menjadi Wakil KSAD, kemudian naik menjadi Kepala Staf Angkatan Darat selama Maret 1993 hingga Februari 1995. Namanya sempat muncul sebagai kandidat Panglima ABRI, tetapi Soeharto lebih memilih Feisal Tanjung. Kemudian, Soeharto menugaskan Wismoyo sebagai Ketua KONI.

Setelah pensiun, ia dikenal sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang mengantarkan Indonesia menjadi Juara Umum SEA Games 1997 di Jakarta.

Kisah Wismoyo Arismunandar dan Prabowo

Kepergian Wismoyo turut dikenang oleh Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo adalah tamatan Akademi Militer pada tahun 1974, sementara Wismoyo tamatan Akademi Militer Nasional pada tahun 1963.

"Saya mengenal Pak Wismoyo Arismunandar saat masuk Kopassandha. Beliau menjabat sebagai Wakil Asisten Pengaman Danjen Kopassandha berpangkat letnan kolonel, sementara saya berpangkat letnan dua," kata Prabowo dalam keterangan yang disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Dahniel Simanjuntak, sebagaimana dikutip Antara, Kamis (28/1).

Menurut Prabowo, Wismoyo adalah salah satu gurunya di TNI. "Beliau banyak mengajarkan nilai-nilai penting kepada saya saat di TNI, beberapa filosofi yang selalu beliau sampaikan kepada saya dan sampai sekarang saya pakai adalah: "Disiplin adalah napasku, kesetiaan adalah jiwaku, kehormatan adalah segala-segalanya."

Prabowo mengatakan, Wismoyo juga selalu mengingatkan tentang wejangan Jawa, ojo ngerasani wong (jangan membicarakan kejelekan orang lain). Bahkan, Prabowo mengaku, ajaran-ajaran filosofis Wismoyo sangat berpengaruh pada dirinya sampai saat ini.

"Pernah suatu saat, kami, pasukan beliau, hendak melakukan latihan terjun payung di Lampung. Beliau tetap mau ikut, padahal lutut beliau sedang cedera saat itu. Akhirnya disiasati agar beliau diarahkan terjun dan mendarat ke arah danau, bagi kami lebih baik beliau basah kuyup masuk danau ketimbang luka lututnya bertambah parah. Beliau selalu memberi teladan," kata Prabowo.

Peristiwa lain yang diingat Prabowo dari Wismoyo adalah saat akan berangkat operasi pertama sebagai komandan kompi di akhir Oktober 1978. Sebelum take off dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Wismoyo memanggil Prabowo.

Kala itu, Wismoyo bertanya tentang persiapan Prabowo menjalankan operasi. "Saya menjelaskan semua peralatan sudah siap, mulai dari senjata, peluru, kompas hingga obat-obatan," katanya.

"Beliau masih bertanya. Apalagi yang harus dipersiapkan? Sempat beberapa kali beliau bertanya ulang ketika saya sudah menjawab."

Kemudian, setelah berulang kali Prabowo menjawab dan Wismoyo bertanya lagi. "Beliau menjelaskan maksud pertanyaan beliau. Beliau menjelaskan bahwa saya masih muda, bertanggung jawab atas 100 nyawa pasukan, dan akan menghadapi bahaya maut. Oleh karena itu, beliau mengingatkan saya untuk dekat kepada Tuhan, Allah Swt., barulah saya paham pertanyaan beliau."

"Kemudian beliau masuk kamar dan saat keluar beliau membawa bungkusan dan diberikan kepada saya. Dan, isi bungkusan tersebut adalah sajadah. Beliau meminta saya menaruh sajadah itu dalam ransel saya selama bertugas."

A. Pambudi dalam buku Kalau Prabowo Jadi Presiden (2009:29) mencatat, ada selentingan yang menyebut kalau perkenalan Prabowo dengan Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) digagas oleh Wismoyo Arismunandar. Saat itu, Wismoyo adalah komandan Prabowo.

Titiek Soeharto bukan perempuan pertama yang dipacari Prabowo. Sebagaimana tercatat dalam buku biografi Prof. Sumitro berjudul Jejak Perlawanan Begawan Pejuang (hlm. 416-417), Prabowo sebelumnya sempat menjalani hubungan yang cukup serius dengan seorang gadis Yogya. Akhirnya, hubungan itu kandas.

Saat mengetahui Prabowo menjalin hubungan dengan anak Soeharto, Sumitro (ayah Prabowo) pun berkata: "Kalau kali ini kamu tidak serius, payah deh kamu." Menurut Sumitro, kalau seandainya kali ini anaknya tidak serius, maka dia akan kena masalah.

Cerita Ani soal Kedekatan Wismoyo dengan SBY

Tidak hanya Prabowo, Wismoyo pun dekat dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat masih bertugas di militer. Alberthiene Endah dalam buku Ani Yudhoyono Kepak Sayap Putri Prajurit (hlm. 334) mencatat dulunya SBY pernah membuat naskah pidato untuk Kepala Staf TNI AD Jenderal Edi Sudrajat dan Wakil KSAD Letjen TNI Wismoyo Arismunandar.

"Pekerjaan itu membuat suamiku dengan Pak Edi Sudrajat dan Pak Wismoyo sangat dekat," kenang Ani Yudhoyono.

Ani bahkan punya kisah yang paling membekas antara SBY dan Wismoyo. Terlebih saat Wismoyo menjadi atasan SBY.

Ani bilang, saat SBY dipromosikan untuk menjabat sebagai komandan brigade, ia diuji oleh Wismoyo. Apabila saat SBY tugas di Bali sebelum ke Timor Timur Wismoyo pernah meributkan masalah kulit SBY yang dinilainya terlalu terang untuk ukuran tentara, maka kali ini SBY dinilai terlalu gemuk oleh Wismoyo.

Oleh karena itu, kata Ani, Wismoyo meminta SBY untuk menurunkan berat badannya dalam waktu singkat apabila masih berminat menjadi komandan brigade.

SBY pun mendengar perintah itu. Ia melakukan diet dan melakukan olahraga lari dengan keras. Ketika suatu kali bertemu dengan Wismoyo, berat badan SBY sudah sangat ideal. Bahkan, menurut Ani, terlalu langsing.

Baca juga artikel terkait SBY atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya