Menuju konten utama

Jamaah Naqsabandiyah Awali Ramadan Mulai 25 Mei 2017

Pengurus Tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat menetapkan awal Ramadan 1438 Hijriyah pada 25 Mei mendatang.

Jamaah Naqsabandiyah Awali Ramadan Mulai 25 Mei 2017
Jamaah Tarekat Naqsabandiyah melaksanakan shalat Idul Adha di Mushalla Baitul Makmur, Pauh, Padang, Sumatera Barat, Sabtu (10/9). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra.

tirto.id - Hari Kamis 25 Mei 2017 telah ditetapkan pengurus Tarekat Naqsabandiyah Sumatera Barat sebagai awal Ramadan 1438 Hijriyah, sedangkan salat tarawih dilakukan sehari sebelumnya.

"Penetapan awal Ramadan ini berdasarkan hisab dan perhitungan malam," kata Pimpinan Tarekat Naqsabandiyah Syafri Malin Mudo, di Padang, Selasa (23/5/2017).

Menurutnya pedoman dalam menentukan awal Ramadan ini berdasarkan perhitungan atau hisab yang berlandaskan Alquran surat Al Baqarah ayat 183, 184, dan 185.

Dia menjelaskan, dalam tarekatnya mempedomani isi ayat 185 yang berarti semenjak bulan saat Alquran diturunkan, sehingga pihaknya terus mengikuti jadwal berpuasa tersebut.

Kemudian perhitungan lain yakni berdasarkan malam, bila dihitung dari tahun Hijriyah sebelumnya tepat satu Ramadan yakni pada Rabu, 24 Mei petang dan berpuasa pada Kamis 25 Mei.

"Tarekat lain mengambil siang namun kami mengambil perhitungan malamnya," kata Syafri seperti dikutip Antara.

Dia menyebutkan pada Rabu 24 Mei tersebut akan dilaksanakan shalat tarawih serentak di 50 musala di Padang, yang terbesar di Musala Baitul Makmur Kecamatan Pauh.

Dalam salat tarawih tersebut jamaah wajib melakukan salat sebanyak 23 rakaat dengan 12 kali salam.

"Setiap Ramadan, jamaah dari luar daerah juga melaksanakan salat tarawih di Padang," kata dia.

Beberapa jamaah berasal dari Pariaman, Solok, Payakumbuh, Provinsi Riau, Jambi, dan daerah lainnya.

"Berdasarkan perhitungan hisab tersebut, kami berpuasa selama tiga puluh hari dan kemudian melaksanakan shalat Ied," katanya.

Sementara itu salah satu jamaah Naqsabandiyah di Kuranji , Komar mengatakan perhitungan tarekatnya yang berbeda bukan berarti ada ajaran yang menyimpang.

Menurutnya dalam ibadahnya tetap sama dengan jamaah kebanyakan seperti shalat tarawih dan ibadah sunat lainnya.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Padang Japeri berharap semua warga beribadah puasa dengan lancar dan tidak ada perselisihan terlebih konflik.

Baca juga artikel terkait BULAN PUASA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari