Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

IDI: Bali & NTB Tak Baik-Baik Saja, Kurang Nakes hingga Oksigen

Ketua IDI Wilayah NTB Doddy Kumolo mengatakan salah satu wilayah yang cukup memprihatinkan adalah di Pulau Sumbawa.

IDI: Bali & NTB Tak Baik-Baik Saja, Kurang Nakes hingga Oksigen
Seorang laki-laki duduk di lapak jualannya di jalan Udayana, Mataram, NTB, Rabu (2/6/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz

tirto.id - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan angka kasus konfirmasi positif COVID-19 masih tinggi, sehingga pasien di rumah sakit juga masih tinggi. Akibatnya terjadi kekurangan tenaga kesehatan dan oksigen medis lantaran kebutuhannya melonjak.

Ketua IDI Wilayah NTB Doddy Kumolo mengatakan salah satu wilayah yang cukup memprihatinkan adalah di Pulau Sumbawa yang meliputi Kabupaten Sumbawa Barat; Sumbawa; Dompu; Bima dan Kota Bima. Di sana sumber daya tenaga kesehatan dan alat kesehatan sangat minim, sedangkan wilayah tersebut menjadi zona merah.

“SDM-nya kurang baik, dokter spesialis paru tidak ada maupun dokter spesialis parunya apalagi ventilator […] jadi kita masih kekurangan SDM spesialis di daerah Sumbawa” kata Doddy saat jumpa pers virtual, Rabu (4/8/2021).

Pun demikian dengan ketersediaan oksigen, Doddy bilang kondisinya juga memprihatinkan. Ia bilang rumah sakit rujukan daerah yang menjadi rujukan utama di provinsi saat ini harus menunda tindakan operasi karena untuk menghemat penggunaan oksigen medis.

Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan kasus yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir. “Kalau [kasus] di Jawa meningkat biasanya sekitar 1 minggu atau satu bulan baru merembet ke NTB. Dan cocok memang, sekarang NTB yang tadinya kasus harian 50-100, sekarang sudah mencapai 200-300,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua IDI Cabang Kota Mataram Rohadi mengatakan situasi di Kota Mataram dalam beberapa hari terakhir memang cukup mengkhawatirkan. “Kita tidak baik-baik saja. Lonjakan kasus justru kalau di Jawa sudah mulai trennya agak menurun kita justru kasus harian justru banyak,” katanya.

Rohadi yang merupakan dokter spesialis bedah syaraf, dalam tiga hari terakhir ini tidak dapat melakukan tindakan operasi pada pasien lantaran kekurangan oksigen. Ia bilang stok oksigen sentral yang ada di rumah sakit sudah habis.

“Oksigen sentral tidak ada, sekarang yang dipakai di ICU itu yang [oksigen] tabung lalu dikoneksikan ke mesin,” kata Rohadi.

Sementara itu, Ketua IDI Wilayah Bali Gede Putra Sutedja mengatakan kasus COVID-19 di wilayahnya juga meningkat cukup tajam dalam beberapa hari terakhir ini. Sehingga mengakibatkan kekurangan tempat perawatan dan oksigen.

“Isolasi kita terbatas, ICU kita terbatas. Apalagi O2 [oksigen] juga terbatas karena kebutuhan dan suplai tidak seimbang sehingga beberapa kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dengan satgas sampai membeli oksigen ke luar daerah,” kata Sutedja.

Baca juga artikel terkait COVID-19 INDONESIA atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Abdul Aziz