Menuju konten utama

Hari Bumi 2020: COVID-19 Momentum RI Wujudkan Ketahanan Lingkungan

Earth Day atau Hari Bumi 2020 bisa dijadikan momentum oleh Indonesia untuk mewujudkan bumi aman dari perubahan iklim.

Hari Bumi 2020: COVID-19 Momentum RI Wujudkan Ketahanan Lingkungan
Ruandha Agung S. foto/antaranews

tirto.id - Hari Bumi 22 April yang bertepatan jatuh pada hari ini bisa dijadikan momentum setiap negara untuk mewujudkan bumi berketahanan dari perubahan iklim, termasuk Indonesia, khususnya pada situasi pandemi COVID-19 saat ini.

"Untuk Indonesia perlu kita meningkatkan upaya mengintegrasikan pemikiran kita, rencana dan tindakan untuk membangun ketahanan ekonomi, sosial, sumber kehidupan serta ketahanan ekosistem dan lingkungan," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ruandha Agung S seperti dilansir Antara, Rabu (22/4/2020).

Menurut Ruandha, pemerintah bisa mewujudkan bumi yang berketahanan dari perubahan iklim melalui pembangunan rendah karbon. Kemudian dapat pula meningkatkan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Indonesia, kata dia, telah memiliki komitmen di dunia internasional melalui Nationally Determined Contribution (NDC) dengan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen atau 41 persen dengan dukungan mitra internasional.

Dari angka 29 persen tersebut, sebanyak 17,2 persen diupayakan melalui sektor kehutanan dan yang terbesar kedua yaitu energi yakni 11 persen.

Peringatan Hari Bumi 2020

Secara umum ia mengatakan, peringatan Hari Bumi 2020 sejalan dengan diskusi bertajuk "Bumi Hari Ini, Bumi Esok Hari" memiliki makna manusia menuju tatanan baru melalui climate action dapat menginformasikan strategi dan implementasi pengelolaan perubahan iklim.

Hal itu berlaku baik di perusahaan-perusahaan Tanah Air dan Indonesia secara umum.

Ruandha pun mencontohkan, akibat pandemi COVID-19 sejumlah negara termasuk Indonesia menetapkan karantina wilayah, tepatnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Sisi positif yang bisa diambil dari kebijakan itu, lanjut Ruandha, ialah penurunan polusi udara di Tanah Air.

Salah satunya adalah di Gunung Pangrango, wilayah Kabupaten Cianjurdan Kabupaten Bogor, serta Gunung Salak di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yang biasanya tidak tampak dari Jakarta saat ini bisa dilihat dengan jelas.

"Ini seolah-olah bumi di 'reset' atau diputar kembali," katanya.

Selain itu, tambahnya, ada hasil penelitian dari seismolog observatorium Kerajaan Belgia di Brussel, Thomas Lecoq yang mengatakan bahwa pembatasan gerak manusia membuat derau seismik di kota itu turun sepertiga dibanding sebelumnya.

Melalui peringatan Hari Bumi 2020 ini, Ruandha juga mengingatkan masyarakat di Tanah Air bahwa bumi hanya ada satu dan tidak ada bumi lainnya sehigga perlu dijaga dengan bertindak secara konkret dan realistis.

"Mulai hari ini upaya kita harus konkret dan realistis agar bumi nyaman untuk dihuni," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait HARI BUMI 2020 atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH