Menuju konten utama

Gim Perang, Medan Bertempur Virtual Para Tentara AS

Gim tak hanya permainan pembunuh waktu, tapi ada sisi lain yang bisa dieksplorasi. Militer Amerika Serikat (AS) memanfaatkan gim untuk melakukan perekrutan, pelatihan, mengasah kemampuan, hingga pendampingan bagi prajurit.

Gim Perang, Medan Bertempur Virtual Para Tentara AS
Tampilan dari gim "America's Army: Proving Ground 7". FOTO/Freemmogamer

tirto.id - Apa yang paling ditunggu para penggemar gim saat ini? Ajang pameran gim bertajuk E3 tentunya. Ada dua gim yang cukup mencuri perhatian di E3 yaitu gim God of War dan Far Cry. God of War merupakan gim bertema third-person action-adventure bikinan Santa Monica Studio. Sedangkan Far Cry merupakan video gim bikinan Ubisoft bertema first-person shooter. God of War maupun Far Cry merupakan video gim yang mengajak pemainnya untuk larut dalam keseruan dalam perperangan yang bukan sesungguhnya.

Sensasi pertempuran yang dalam dunia nyata bisa begitu mengerikan, justru situasi ini sudah lama dikemas dalam dunia gim. Dikutip dari Wired, gim komputer bertema perang pertama bertajuk Air Defense Simulation, lahir hanya berselang dua tahun selepas ENIAC lahir pada 1946. ENIAC merupakan komputer utuh pertama di dunia.

Gim tersebut dibuat oleh Army Operation Research Office, sebuah fasilitas penelitian militer yang didirikan pada 1948 oleh militer Amerika Serikat bekerja sama dengan John Hopkins University. Setelahnya, pada 1953, sebuah seri gim bernama Carmonette diperkenalkan oleh fasilitas penelitian tersebut. Gim dan dunia militer memiliki hubungan yang panjang.

Di dekade 1980-an melalui US Defense Advanced Research Project Agency alias Darpa, hubungan antara dunia gim dengan dunia militer semakin erat. DARPA, sebagaimana dikutip dari The Guardian, mendekati para penulis skenario game untuk membuat mereka mau membuat gim yang bisa digunakan sebagai sarana latihan militer. Chuck Benton, pembuat gim berjudul BC’ Quest For Tires, termasuk orang yang pada awalnya berkarir di dunia gim komersial, dan berbalik arah untuk mengembangkan gim simulasi militer akibat bujuk rayuan proyek tersebut.

Secara khusus, gim dan dunia militer memang tidak bisa dipisahkan. Militer, dalam hal ini militer Amerika Serikat, memanfaatkan gim untuk perekrutan, pelatihan, hingga pendampingan pasca pertempuran bagi prajurit-prajurit mereka.

Korps Marinir Amerika Serikat, bahkan diketahui memodifikasi serial gim Doom II, sebuah gim first-person shooter hasil ciptaan ID Software dan dipublikasikan oleh Bethesda Softworks, untuk dipergunakan sebagai sarana pelatihan prajurit baru. Letnan Kolonel Rick Eisiminger, pemimpin Modeling and Simulation Office militer Amerika Serikat, sebagaimana dikutip dari The Guardian mengungkapkan, “kami ditugaskan untuk melihat gim komputer komersial yang bisa digunakan untuk mengajarkan suatu apresiasi terhadap seni dan sains dalam perang.”

Selain gim Doom II yang telah dimodifikasi tersebut, salah satu gim lainnya yang digunakan militer Amerika Serikat untuk melatih prajuritnya adalah gim bertajuk Tactical Iraqi. Gim ini digunakan oleh militer Amerika Serikat untuk lebih memahami medan pertempuran saat berperang di Irak. Melalui Tactical Iraqi, prajurit dilatih untuk memahami kebudayaan lokal serta bahasa dasar yang bisa dimanfaatkan mereka selama bertugas di sana.

Namun, gim dengan militer Amerika Serikat yang bisa dikatakan tersukses adalah dirilisnya gim yang berjudul America’s Army. America’s Army merupakan gim first-person shooter yang dibuat oleh militer Amerika Serikat pada 2002. Gim tersebut selain dipergunakan oleh kalangan militer, juga dibagian secara gratis pada khalayak umum dan tersedia pada platform gim seperti PC Windows, Xbox, hingga Playstation.

Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, sebagaimana dikutip dari Live Science mengungkapkan bahwa gim America’s Army yang diedarkan secara gratis, telah berubah menjadi alat perekrutan yang efektif bagi militer Amerika Serikat. Gim in juga sebagai saran mengasah keterampilan prajurit dan menekan stres. Gim tersebut, berhasil bersaing dengan gim umum lainnya seperti Modern Warfare yang menampilkan permainan mirip dengan apa yang ditawarkan America’s Army.

Setidaknya, hingga 2010, America’s Army telah dimainkan oleh lebih dari 11 juta pengguna yang terdaftar. Jumlah pengguna yang besar tersebut, menyumbang lebih dari 260 juta jam permainan gim tersebut. Peter Singer, ahli pertahanan dari Brookings Institute mengungkapkan bahwa terjadi fenomena “Militainment” atas kesuksesan tersebut.

Selain kedua gim tersebut, ada pula versi video gim dari peralatan pertempuran nyata bernama Patriot Missile System. Versi video gim Patriot Missile System, digunakan untuk melatih para prajurit bagaimana menggunakan alat tersebut. Meskipun alat tersebut berasal dari zaman perang dingin, tapi hingga kini masih digunakan.

Bahkan, tercatat ada 12 negara yang menggunakan Patriot Missile System. Versi gim alat tersebut, mampu memudahkan prajurit berlatih tanpa perlu mengotak-atik alat tersebut yang sudah tentu memiliki harga berlipat-lipat dibandingkan versi gim.

infografik gim & militer

Menggunakan gim sebagai sarana pelatihan militer, memiliki cukup banyak keunggulan. Terutama, calon-calon prajurit yang hendak direkrut hari ini, merupakan generasi yang telah melek dengan dunia video gim. Scott Fazekas, juru bicara Raytheon, sebuah perusahaan pertahanan, sebagaimana dikutip dari The Washington Post mengungkapkan, “pelatihan virtual membantu peserta pelatihan baru dalam kerangka yang telah dipahami mereka, dalam hal ini kebanyakan peserta pelatihan yang masih muda telah berpengalaman dengan video gim.”

Dengan gim, apa yang terlihat kaku dan susah dipelajari, mampu dihadirkan dengan lebih menyenangkan pada para prajurit baru tersebut. Selain itu, melalui video gim, militer bisa berhemat uang yang cukup besar. Alih-alih menggunakan persenjataan nyata yang mahal harganya, prajurit bisa menggunakan versi digital dari alat yang hendak mereka gunakan untuk pertempuran sesungguhnya kelak.

Selain itu, hubungan antara dunia gim dengan militer, dipererat oleh orang-orang seperti Will Roper. Roper merupakan seseorang yang bekerja pada Strategic Capabilities Office, sebuah institusi yang berada di bawah Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Will Roper, ingin menggabungkan keuntungan antara industri gim dengan militer Amerika Serikat.

Roper, melalui institusi itu bertugas mengembangkan peralatan yang bisa membantu Amerika Serikat memenangkan suatu pertempuran. Roper mengungkapkan, sebagaimana dikutip dari Wired, prajurit di masa mendatang hidup berdampingan dengan ketersediaan informasi tanpa batas yang bisa membantu mereka. Gim menurut pandangan Roper, telah menyediakan apa yang institusi ia inginkan.

Keinginan militer bisa terpenuhi dengan gim dengan segala manfaatnya. Di sisi lain industri memperoleh keuntungan dengan meluasnya pasar produk mereka. Data dari Statista menunjukkan, pasar video gim di Amerika Serikat saja, diperkirakan bernilai hingga US$17,69 miliar. Sementara itu, secara keseluruhan, pasar video gim mencapai angka US$75 miliar. Para pengembang gim pun kini ditantang untuk bisa membuat gim dengan gambar-gambar realistis. Ketika makin realistis maka militer AS makin dimanjakan dengan gim termasuk untuk sekadar mengasah kemampuan.

Corey Mead, asisten profesor pada CUNY’s Baruch College, sebagaimana dikutip dari Polygon, mengungkapkan adanya bahaya yang mengintai apabila militer Amerika Serikat terlalu banyak memanfaatkan gim sebagai alat berlatih perang karena keberadaan gim berpotensi menutup mata mereka dari realita sebenarnya dalam pertempuran. Ini sebuah alarm manakala pasukan yang lebih sering berlatih memanfaatkan gim harus bertempur dengan pasukan lain yang barangkali memakai senjata dan medan tempur sungguhan.

Baca juga artikel terkait GAME atau tulisan lainnya dari Ahmad Zaenudin

tirto.id - Teknologi
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Suhendra