Menuju konten utama

Hari Buku Sedunia 2021 & Cara Merayakannya di Tengah Pandemi

Rayakan Hari Buku Sedunia dengan mengikuti tantangan UNESCO yaitu #bookface challenge.

Hari Buku Sedunia 2021 & Cara Merayakannya di Tengah Pandemi
Ilustrasi Buku. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Komunitas dunia sepakat bahwa buku adalah hal penting bagi peradaban manusia. Sehingga, UNESCO menetapkan adanya peringatan Hari Buku Sedunia atau World Book Day setiap 23 April.

Tanggal 23 April dipilih bukan tanpa alasan. Melansir National Today, tanggal ini merupakan tanggal meninggalnya sejumlah tokoh sastra terkemuka, termasuk Miguel de Cervantes, William Shakespare, Inca Garcilaso de la Vega, William Wordsworth, dan David Halberstam.

Penetapan tanggal tersebut sebelumnya didasari oleh berbagai pertimbangan. Seorang penulis kelahiran Valencia, Vicente Clavel menyarankan bahwa pemilihan tanggal untuk Hari Buku Sedunia seharusnya didedikasikan untuk menghormati penulis Spanyol Miguel de Cervantes.

Sehingga ada dua pilihan tanggal, yaitu 7 Oktober sebagai hari lahirnya atau 23 April sebagai hari kematiannya. Pada akhirnya, tanggal 23 April dipilih sebagai Hari Buku Nasional, mengingat tanggal tersebut juga bertepatan dengan tanggal kematian tokoh sastra lainnya.

Hari Buku Sedunia tahun ini akan jatuh pada Rabu (23/4/2021) mendatang. Sayangnya, pandemi COVID-19 yang melanda dunia menyebabkan ruang gerak perayaan tahun ini sedikit terbatas. Namun, bukan berarti Hari Buku Sedunia tidak dapat dirayakan dengan aman di rumah.

Berikut beberapa cara merayakan Hari Buku Sedunia dengan aman di tengah pandemi COVID-19.

1. Mengenakan kostum dan buat klub dongeng virtual

National Today memberikan tantangan untuk berdandan sebagai tokoh dongeng atau novel di Hari Buku Sedunia. Cobalah berdandan sebagai tokoh Peterpan, Si Tudung Merah, atau tokoh dongeng lainnya.

Ajak teman-teman terdekat untuk melakukannya dan rayakan secara virtual melalui platform video conference seperti Zoom atau Google Meet.

Sembari mengenakan kostum, ajak teman-teman secara bergantian membaca buku cerita favorit. Gunakan properti seperti boneka tangan atau wayang untuk mendukung cerita.

2. Beli buku melalui layanan online

Membeli buku secara online saat ini sangat mudah dilakukan. Cara ini menjadi alternatif menambah koleksi buku dibanding keluar rumah di tengah pandemi. Jika memungkinkan, belilah buku melalui layanan online milik toko buku lokal.

3. Baca kembali novel lama

Menambah koleksi buku lagi memang menyenangkan, tetapi membaca kembali novel yang sudah lama tidak dibaca akan sama menyenangkannya. Jika di rumah terdapat koleksi buku yang sudah lama tidak dibaca atau belum selesai dibaca, ini adalah saat yang tepat.

Anda mungkin bisa menemukan detail-detail cerita yang mungkin terlewat dan barangkali membuat akhir cerita lebih berkesan. Cara ini tentu lebih menyenangkan daripada membiarkan buku dipajang bertahun-tahun di rak buku tanpa disentuh.

4. Ikuti tantangan #bookface UNESCO

Rayakan Hari Buku Sedunia dengan mengikuti tantangan UNESCO yaitu #bookface challenge. Tantangan ini mengharuskan partisipan mengunggah foto di media sosial dengan menggunakan buku sebagai wajah pengganti. Berikut contohnya:

https://m.facebook.com/UNESCOyouth/photos/a.994401517288353/3988583957870079/?type=3&source=57&refid=52&__tn__=EH-R

Setelah itu unggah foto di media sosial dengan tagar #bookface atau kirimkan ke youth@unesco.org pada 22 April 2021 hingga pukul 13.00 waktu Paris atau sekitar pukul 17.00 WIB. Foto terbaik akan diunggah di laman resmi UNESCO pada 23 April 2021.

5. Donasikan buku ke perpustakaan lokal

Donasikan buku ke perpustakaan lokal untuk merayakan Hari Buku Sedunia. Kumpulkan buku-buku lama layak baca dari rak buku pribadi atau ajak teman-teman ikut berdonasi.

Hubungi pihak perpustakaan setempat untuk menanyakan prosedur pemberian donasi. Pastikan untuk selalu mengikuti protokol kesehatan saat melakukan donasi, termasuk memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Baca juga artikel terkait HARI BUKU SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari