Menuju konten utama

Erwin Prasetya Pemain Bass Dewa 19 Meninggal Dunia pada Sabtu Pagi

Erwin Prasetya pemain bass pertama band Dewa 19 meninggal dunia

Erwin Prasetya Pemain Bass Dewa 19 Meninggal Dunia pada Sabtu Pagi
Erwin Prasetya (ketiga dari kiri), pemain bass pertama band Dewa 19. (instagram/ari_lasso)

tirto.id - Erwin Prasetya pemain bass pertama band Dewa 19 meninggal dunia pada Sabtu (2/5/2020) pagi.

Kabar meninggalnya Erwin Prasetya itu juga diumumkan oleh penyanyi Ari Lasso yang juga mantan anggota band dalam akun Instagramnya.

"Kiranya Almarhum mendapat tempat terbaik di sisi NYA. Dan kluarga diberi kekuatan. Amin. RIP Win" tulis Ari Lasso, Sabtu (2/5/2020).

Sebagaimana dilaporkan dalam postingan Instagram Ari Lasso, ia mengunggah foto lawas personel band Dewa 19 dalam unggahan tersebut.

Erwin terlibat dalam pembentukan band Dewa 19 pada tahun 1986 di Surabaya. Dia menjadi bagian dari band tersebut hingga 1 Juli 2002 di mana posisinya digantikan oleh Yuke Sampurna, mantan pembetot bass The Groove.

Erwin Prasetya mempunyai andil mencipta lagu-lahu hit Dewa 19 seperti Kirana, Restoe Boemi, Kamulah Satu-satunya, Still I'm Sure We'll Love Again, Sebelum Kau Terlelap, Selatan Jakarta.

Akun resmi band Dewa 19 juga mengumumkan kabar duka tersebut dalam unggahan berisi foto-foto lama band.

"Innalillahi wa Inna illaihi rojiun , Erwin Prasetyo MERANTAU paling awal ke NEXT LIFE dan AKHIRAT. Kita semua pasti menyusul. Allahu Akbar - Tuhan Memberkati" tulis akun @de19wa.

Erwin Prasetya lahir di Surabaya pada 29 Januari 1972. Laki-laki berumur 48 tahun ini adalah musikus, komposer dan penulis lagu Indonesia dan bergabung dengan grup band Dewa 19 dari mulai terbentuk hingga tahun 2002.

Usai meninggalkan Dewa 19 Erwin pernah bergabung dengan TIC band dan NuKla yang merupakan kelanjutan dari KLa Project yang dipimpin oleh Katon Bagaskara.

Selepas itu, Erwin bergabung dengan NuKLa dan pada tahun 2006 Erwin membentuk EVO Band. Pada tahun 2009 juga mendirikan grup musik Matadewa.

Baca juga artikel terkait DEWA 19 atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Humaniora
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH