Menuju konten utama

Epidemiolog UI Kritik Layanan Telemedicine COVID-19 Belum Merata

Epidemiolog UI Tri Yunis Miko Wahyono menemukan masih banyak pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri kesulitan mengakses telemedicine.

Epidemiolog UI Kritik Layanan Telemedicine COVID-19 Belum Merata
Ilustrasi dokter online. foto/istockphoto

tirto.id - Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengkritik kebijakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal layanan telemidicine bagi pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Saat ini ada banyak pasien COVID-19 yang masih kesulitan dalam mengakses aplikasi telemedicine dengan berbagai alasan dari kesulitan dalam mengakses teknologi hingga akses jaringan yang belum menjangkau sejumlah daerah di Indonesia," kata Yunis saat dihubungi reporter Tirto, Kamis (17/2/2022).

Yunis menyebut banyak kalangan yang masih belum paham akan teknologi kesehatan dan tidak bisa berbuat banyak saat isoman di rumah.

"Seperti kita ketahui masyarakat di Indonesia sebagian besar hingga 50 persen hanya mengenyam bangku pendidikan SMA dan itu menjadi problematika dalam adaptasi untuk mengakses teknologi," kata dia.

Yunis mendapat laporan ada sejumlah masyarakat ditolak saat berkonsultasi dalam penanganan kesehatan, baik di tingkat Puskesmas hingga rumah sakit.

"Seringkali karena gejala ringan, dan belum diketahui kepastian ada komorbid atau tidak tapi sudah disuruh isoman. Sedangkan isoman hanya dibekali dengan teknologi yang tidak semua masyarakat bisa mengaksesnya dengan baik," ujarnya.

Dia khawatir ada pasien isoman yang meninggal dunia karena keterlambatan penanganan.

Menanggapi itu, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi Kesehatan Kemenkes Setiaji mengakui telemedicine baru menjangkau kota-kota besar.

"Saat ini pengguna telemedicine 53 persen masih berasal dari domisili DKI Jakarta, dan sejumlah kota di Jawa-Bali. Namun kami mulai melakukan perluasan ke Sumatera di Medan dan Palembang; Kalimantan di Balikpapan dan Banjarmasin; dan Sulawesi di Manado dan Makassar," kata dia.

Setiaji mengatakan Kemenkes berupaya meningkatkan pelayanan, salah satunya hasil tracing positif COVID-19 menggunakan antigen sudah bisa mendapatkan akses telemedicine.

"Kalau selama ini hanya pasien yang dites dengan PCR, kami juga akan meng-cover dengan pasien yang tes Antigen dan data pasien positif yang sudah diinput akan langsung menerima pesan WhatsApp atau bisa mengecek melalui website isoman.kemkes.go.id," ujarnya.

Bagi pasien yang tidak memiliki WhatsApp atau lansia yang kesulitan dalam mengakses teknologi, Setiaji mengimbau agar sanak kerabatnya untuk membantu dalam menggunakan perangkat teknologi yang terhubung dengan telemedicine.

Baca juga artikel terkait TELEMEDICINE atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Gilang Ramadhan