Menuju konten utama

Ekspor dan Impor Indonesia di Februari 2017 Alami Penurunan

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ada sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan ekspor dan impor, baik dari sektor migas maupun nonmigas tersebut.

Ekspor dan Impor Indonesia di Februari 2017 Alami Penurunan
(Ilustrasi) beras organik hasil panen petani diekspor ke sejumlah negara Eropa seperti Belgia sebanyak 6,5 ton dan Jerman 4,64 ton beras organik per bulan. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi.

tirto.id - Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor dan impor Indonesia pada Februari 2017 mengalami penurunan dibandingkan Januari 2017. Adapun penurunan ekspor terjadi sebesar 6,17 persen dari 13,40 miliar dolar AS menjadi 12,57 miliar dolar AS. Sementara untuk nilai impor sendiri turun 5,96 persen mencapai 11,26 miliar dolar AS.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan ada sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan ekspor dan impor, baik dari sektor migas maupun nonmigas tersebut.

Penurunan ekspor sebesar 6,17 persen diakibatkan musim, migas yang turun secara nilai, dan volume yang juga turun lebih dalam,” ujar Suhariyanto dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (15/3/2017).

Seperti yang dipaparkan Suhariyanto, penurunan terbesar pada ekspor migas terjadi karena menurunnya ekspor hasil minyak dan gas yang masing-masingnya turun sebesar 42,66 persen dan 4,25 persen. Sedangkan penurunan terbesar ekspor nonmigas di Februari 2017 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam.

Untuk volume ekspor migas Februari 2017 terhadap Januari 2017, hasil minyak turun sebanyak 29,48 persen dan gas turun 5,33 persen.

Meski begitu, ekspor minyak mentah naik sebesar 7,18 persen menjadi 407,6 juta dolar AS dan volumenya juga meningkat sebanyak 5,01 persen.

Sementara itu, impor nonmigas dan migas Februari 2017 tidak sama-sama mengalami penurunan. Apabila impor nonmigas turun sebesar 12,93 persen, impor migas malah mengalami kenaikan sebesar 32,71 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan bahkan naik 116,04 persen apabila dibandingkan dengan Februari 2016.

Lonjakan peningkatan impor nonmigas terjadi pada golongan kendaraan dan bagiannya yang berhasil naik sebesar 28,36 persen, mencapai 117,6 juta dolar AS. Sedangkan untuk penurunan terbesar ada pada golongan mesin dan peralatan listriknya, sebesar 21,17 persen.

Berdasarkan data dari BPS, daerah-daerah yang memiliki daya ekspor terbesar pada Januari-Februari 2017 adalah Jawa Barat yang bernilai 4,48 miliar dolar AS, Riau dengan nilai 2,92 miliar dolar AS, dan Kalimantan Timur yang bernilai sebesar 2,76 miliar dolar AS.

Meski mengalami penurunan ekspor, namun BPS mencatat ekspor nonmigas Indonesia pada Februari 2017 ke Cina, Amerika Serikat, dan India masing-masingnya mampu mencapai 1.357,5 juta dolar AS, 1.355,8 juta dolar AS, dan 1.019,3 juta dolar AS. Peranan ekspor ke tiga negara itu pun lantas menyumbangkan sebesar 32,81 persen.

Selanjutnya, dalam ranah impor, negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Februari 2017 ditempati oleh Cina dengan nilai 4,87 miliar dolar AS, Jepang yang bernilai 2,15 miliar dolar AS, dan Thailand sebesar 1,38 miliar dolar AS. Impor nonmigas dari kawasan Asia Tenggara (ASEAN) sendiri mencapai pangsa pasar 21,02 persen, sementara dari Uni Eropa sebesar 9,71 persen.

Baca juga artikel terkait EKSPOR atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto