Menuju konten utama

Doni Monardo Klaim 44% Wilayah Indonesia Berisiko Rendah COVID-19

Doni mengklaim 44 persen dari  514 daerah berstatus aman dari penularan virus Corona.

Doni Monardo Klaim 44% Wilayah Indonesia Berisiko Rendah COVID-19
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo (kanan) didampingi Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) memberikan keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (27/3/2020). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

tirto.id - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo mengklaim 44 persen wilayah Indonesia berstatus risiko rendah dari penularan COVID-19.

Hal itu disampaikan Doni saat menerima kunjungan Presiden Joko Widodo di gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

"Hasil yang kami lihat sekarang ada 44 persen wilayah kabupaten kota secara nasional dari 514 kabupaten kota yang statusnya adalah risiko rendah dan aman Pak Presiden, yaitu warna kuning dan warna hijau," kata Doni di hadapan Jokowi.

Berdasarkan data per Senin (8/6/2020), Gugus Tugas mengumumkan ada 136 kabupaten kota di 28 provinsi berstatus zona kuning yang memasuki fase masyarakat produktif dan bebas COVID-19. Selain itu, Gugus Tugas juga mengumumkan ada 92 kabupaten kota yang berstatus hijau atau belum terpapar COVID-19.

Doni menegaskan setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait penanganan COVID-19 menggunakan prinsip kehati-hatian. Semua kebijakan didasarkan pada kondisi lapangan di masing-masing daerah.

"Ada beberapa daerah mengalami peningkatan tetapi kami yakin pembagian tugas antara pusat dan daerah sudah semakin baik. Sesuai perintah bapak presiden daerah-daerah yang relatif beresiko tinggi tetap kami kawal," kata Doni.

Kepada presiden, Doni juga menyampaikan bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Ia menyebut salah satunya cadangan devisa bisa terjaga di atas 130 miliar dolar AS.

Baca juga artikel terkait KASUS CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan