tirto.id - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Kalimantan Selatan (Kalsel) H. Rudy Ariffin meminta agar kader partai berlambang Ka'bah mengedepankan islah dari pada figur yang akan maju dalam Muktamar VIII yang rencananya akan dilaksanakan pada 8-11 April 2016.
Pasalnya, menurut Rudy, kalau mengedepankan figur, pihaknya mengkhawatirkan proses islah yang telah dilakukan selama ini tidak tercapai, bahkan bisa sebaliknya.
“Kita tentu tidak menginginkan PPP kembali seperti belakangan ini, yaitu ada kubu hasil Muktamar Surabaya, Jawa Timur dan Jakarta,” kata dia, di Banjarmasin, Senin (4/4/2016).
Menurut dia, DPW PPP Kalsel mengharapkan Muktamar VIII kali ini benar-benar islah atau mengutamakan upaya perdamaian. Oleh sebab itu, lanjut dia, pihaknya fokus menyukseskan Muktamar VIII PPP yang dijadwalkan dilaksanakan di Pondok Gede, Kota Bekasi, yang berbatasan dengan Jakarta.
Mantan Gubernur Kalsel dua periode tersebut mengatakan, rapat pimpinan wilayah (Rapimwil) PPP se-provinsi ini berusaha untuk tidak bicara soal figur calon ketua umum PPP terkait Muktamar VIII.
Mengenai Rapimwil PPP Kalsel sendiri, dia mengatakan, untuk membahas draf (rencana) program partai politik (parpol) berlambang Ka'bah tersebut secara nasional.
Selain itu, membahas draf rencana perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP, lanjutnya yang juga didampingi Sekretaris DPW PPP Kalsel Asbullah.
“Pokoknya Rapimwil PPP Kalsel menyiapkan masukan bagaimana cara agar islah betul-betul terwujud, bukan sekadar basa-basi,” kata Rudy.
Sebagaimana Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM), kepengurusan PPP Kalsel sekarang sebagai turunan hasil Muktamar VII PPP di Bandung.
Sebelumnya sempat terbentuk DPW PPP Kalsel kubu Romahurmuziy (Rommy), yang diketuai HM Aditya Mufti Ariffin (putra dari H Rudy Ariffin) dan sekretarisnya Asbullah, kini Wakil Ketua DPRD provinsi setempat. (ANT)