Menuju konten utama

COVID-19 di AS Tembus 2,16 Juta Kasus Per 15 Juni 2020

Kasus infeksi virus corona terus meningkat di AS.

COVID-19 di AS Tembus 2,16 Juta Kasus Per 15 Juni 2020
Ilustrasi Virus Corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Jumlah kasus COVID-19 di Amerika Serikat terus meningkat setiap harinya menjadi setidaknya 2.162.228 menurut Worldometers, dikutip Tirto pada Senin (15/6/2020) pukul 13.26 WIB.

Angka tersebut adalah akumulasi jumlah kasus setelah bertambah 20.004 pasien COVID-19 dalam kurun satu hari. Peningkatan tersebut juga selaras dengan angka kematian yang bertambah 331 menjadi 117.858 jiwa.

Episentrum wabah virus corona di Amerika Serikat, New York, tercatat dengan kenaikan kasus sebesar 661 menjadi 404.470 kasus. Namun, kenaikan tertinggi dicatat California dengan total penambahan 2.615 kasus dalam 24 jam menjadi 152.882.

Total tersebut menjadikan California sebagai negara bagian ketiga dengan total kasus terbanyak setelah New York dan New Jersey yang memiliki 169.441 kasus.

Pasien yang dinyatakan sembuh telah mencapai 870.050 orang menurut catatan Worldometers. Hingga saat ini, terdapat 1.174.320 pasien aktif COVID-19 yang tengah menjalani perawatan atau sekitar 6.532 orang dari 1 juta populasi berdasarkan pemetaan.

Sementara itu, pemerintah AS bersama tenaga kesehatan terus meningkatkan jumlah pemeriksaan tes yang telah mencapai setidaknya 24.794.617 tes di seluruh negara bagian AS atau 74.908 per 1 juta populasi.

Kasus COVID-19 terus meningkat di hampir seluruh negara bagian Amerika Serikat. Negara-negara bagian dan kota-kota di Amerika Serikat masih melanjutkan pembukaan kembali wilayahnya untuk alasan ekonomi.

Sementara itu, terjadi pula demonstrasi besar yang terjadi di negara-negara bagian AS selama beberapa hari terakhir. Kedua hal tersebut diprediksikan sebagai faktor pemicu gelombang kedua infeksi COVID-19 dikutip dari The Guardian.

Profesor Pediatri di Perelman School of Medicine di Universitas Pennsylvania David Rubin mengatakan bahwa gelombang kedua dapat dihindari, meski peningkatan kasus terus terjadi. “Pada akhirnya, semua kembali pada norma dan rutinitas di masyarakat,” ungkapnya dilansir The Guardian.

Rubin melanjutkan, jika masyarakat mencoba kembali pada rutinitas sebelum wabah ada dan tidak melindungi diri mereka dengan masker dan sebagainya, maka akan tetap ada risiko terjadinya gelombang kedua COVID-19.

Sementara itu, asisten profesor kesehatan global di Boston University of Public Health mengatakan bahwa telah banyak peristiwa di AS yang dapat mempengaruhi peningkatan angka transmisi virus. Terlebih saat ini sudah memasuki musim panas di mana semua orang ingin pergi keluar rumah. “Itu lah mengapa banyak negara bagian yang mungkin akan mengalami gelombang kedua,” ujar Nsoesie.

Nsoesie juga menambahkan bahwa New Zealand dapat dijadikan contoh yang bagus dalam penerapan pembukaan kembali wilayahnya. New Zealand dapat membuka kembali negaranya tanpa mengalami gelombang kedua akibat penerapan protokol kesehatan.

Gubernur Cuomo dan Lockdown

Pembukaan kembali telah diterapkan diberbagai negara bagian Amerika serikat termasuk New York. Hal ini membuat masyarakat mulai keluar rumah, dan tidak menerapkan jarak fisik sebagai salah satu cara menekan penyebaran virus corona. Bahkan, banyak di antaranya keluar tanpa mengenakan masker.

Sementara itu, Gubernur New York Andrew M Cuomo mengatakan bahwa negara bagian tersebut telah dibanjiri dengan setidaknya 25.000 keluhan terkait bisnis (restoran, bar, lounge) yang menyalahi aturan pembukaan kembali.

Menanggapi hal tersebut, Cuomo menegaskan kepada para pejabat setempat untuk mengambil tindakan atau ia akan mencabut kebijakan pembukaan kembali tersebut. Ia juga menambahkan bahwa masyarakat tidak boleh mengabaikan aturan jaga jarak fisik, memakai masker, guna menghindari gelombang kedua infeksi virus COVID-19.

“(Gelombang kedua) akan datang. Dan ketika telah datang, semua sudah terlambat,” lanjutnya.

Tidak hanya Cuomo, pejabat negara bagian lain juga mengatakan hal serupa termasuk pejabat Houston, Texas. Dalam laporan CBS, para pejabat wilayah tersebut kemungkinan besar akan menerapkan kembali larangan keluar rumah guna menghindari peningkatan kasus COVID-19.

“Kita memiliki peningkatan kasus pasien rawat inap yang signifikan pada Senin kemarin,” ungkao Lina Hildago, hakim dari Harris County. Menurut catatan Worldometers, Texas mengalami peningkatan kasus COVID-19 sebanyak 1.339 dalam 24 jam menjadi 89.242. sementara itu, angka kematian mencapai 1.996 jiwa setelah bertambah 7 jiwa.

Di sisi lain, Deputi Penyakit Menular CDC Jay Butler mengingatkan jika kasus COVID-19 terus meningkat secara signifikan, penting untuk menerapkan kembali larangan keluar rumah demi mengontrol infeksi virus yang menyerang paru-paru ini.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora