Menuju konten utama

Bunuh Diri Pengusaha Palembang & Kenapa Ia Nekat Habisi Keluarganya

Fransiskus Xaverius Ong pengusaha di Palembang diduga bunuh diri setelah menembak seluruh anggota keluarga, juga anjingnya. Polisi bilang bunuh diri baru dugaan sementara.

Bunuh Diri Pengusaha Palembang & Kenapa Ia Nekat Habisi Keluarganya
Ilustrasi seseorang yang bertendensi bunuh diri. FOTO/REUTERS

tirto.id - “Aku sudah sangat lelah... Maafkan aku... Aku sangat sayang dengan anak dan istriku… Choky dan Snowy. Aku tidak sanggup meninggalkan mereka di dunia ini...”

Tulisan pada dua carik kertas yang berada di depan layar komputer personal di atas meja kerja berwarna cokelat itu jadi pesan terakhir Fransiskus Xaverius Ong. Pria berusia 45 tahun itu diduga bunuh diri menggunakan revolver.

Dia tidak ‘pergi’ sendiri. Sebelum memutuskan mengakhiri hidupnya, ia diduga terlebih dulu membantai istri, kedua anak, dan bahkan dua ekor anjing peliharaannya. Malam sebelum peristiwa mengerikan itu terjadi Ong sempat membagikan uang dan perhiasan emas kepada pembantu juga tetangga.

Berdasarkan laporan kepolisian yang diterima reporter Tirto, Rabu (24/10/2018) siang, kematian satu keluarga ini pertama kali diketahui Dewi (28) dan Sarah (20), pekerja rumah tangga di rumah yang terletak di Jalan Villa Kebun Sirih, Kelurahan Bukit Sangkal, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Sumatera Selatan itu.

Pada pukul enam pagi Dewi dan Sarah menemukan Rafael Fransiskus (18), anak sulung Ong, dalam keadaan telungkup di dalam kamar, bersimbah darah, dan luka di bagian kepala. Nyawanya sudah melayang.

Respons pertama mereka adalah keluar rumah, meminta tolong ke tetangga.

Setengah jam kemudian rumah sudah ramai. Ada tetangga dan Purwadi selaku ketua RT. Purwadi kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Babinsa setempat yang bernama Serka Alimudin dan Babinkamtibmas Aipda Sudarman.

Pukul 07.30, anggota Polsek Kalidoni dan Polda Sumsel juga datang ke TKP. Setelah olah TKP, mereka menemukan bukan cuma si sulung yang meninggal, tapi juga seluruh anggota keluarga.

Kathyln Fransiskus (11), ditemukan telentang dengan luka bekas tembakan di bagian kepala di kamarnya; Ong dan istrinya Margaret Yentin Liana (43) ditemukan tewas dalam kamar yang lain. Margaret ditemukan telentang dengan luka tembak di bagian kepala. Sementara Ong ketika ditemukan masih menggenggam senjata api jenis revolver dengan luka tembak di bawah dagu.

Dua anjing peliharaan, Choky dan Snowy, ditemukan di dalam bak belakang rumah. Mereka juga diduga ditembak menggunakan senjata yang sama.

Sekitar pukul 08.00, keempatnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk diautopsi.

Ketika dihubungi reporter Tirto, Kabid Humas Polda Sumatera Selatan AKBP Slamet Widodo mengatakan Ong sebagai pelaku penembakan dan kemudian bunuh diri baru kesimpulan sementara. Polisi harus memeriksa lebih lanjut, termasuk meminta keterangan saksi serta memeriksa rekaman kamera pengawas.

“Senjata yang digunakan untuk menembak juga sedang diperiksa oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri,” kata Slamet.

Kesimpulan sementara itu diperoleh setelah polisi menemukan tidak ada satu pun harta benda yang hilang. Bahkan satu unit mobil bernopol BG 88 WY masih terparkir di halaman rumah. Unsur penganiayaan pun “nol,” kata Slamet.

infografik ketika yang terdekat bunuh diri

Kenapa Seseorang Bisa Bunuh Diri?

Psikolog dari Universitas Pancasila Aully Grashinta mengatakan sangat mungkin Ong—dan orang-orang di luar sana yang memutuskan mengakhiri hidupnya—mengalami tekanan terus-menerus. Ini pada akhirnya memicu depresi akut yang tak tertanggungkan. Mereka merasa tidak mampu menghadapi hidup, dan merasa bersalah pada orang lain, seakan apa yang dialami orang lain pasti karena perbuatannya.

Pada titik ini pilihan bunuh diri dan ‘membawa serta’ orang-orang tersayang dinilai jadi satu-satunya pilihan.

“Perilaku membunuh orang lain lalu membunuh dirinya sendiri seringkali dilakukan karena rasa depresi atas faktor eksternal yang dihadapi,” jelas Aully kepada reporter Tirto.

Faktor penyebab depresi beragam. Bisa masalah pekerjaan, ekonomi, keluarga atau percintaan. Dalam kasus Ong belum jelas apa yang jadi sebab utama, dan itulah yang sedang diperiksa lebih jauh oleh polisi.

========================

Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa.

Klinik psikologi rekomendasi di Jakarta:

https://indopsycare.simplybook.asia/v2/

http://www.internationalwellbeingcenter.com/services/

http://yayasanpulih.org/faq/

Jika kamu hendak bercerita dengan segera, silakan kontak tim dari: Save Yourselves https://www.instagram.com/saveyourselves.id/

Kontak akun Line Yayasan Sehat Mental Indonesia: @konseling.online

Silakan kontak tim Pijar Psikologi untuk curhat terkait masalah selain kecenderungan bunuh diri https://pijarpsikologi.org/konsulgratis/

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Rio Apinino